WASHINGTON (Arrahmah.com) – Sejumlah kelompok Muslim tengah berupaya untuk menghancurkan masyarakat Amerika dalam “peperangan rohani yang baik dan jahat,” kata Roy White, presiden ACT untuk Amerika, sebuah kelompok yang percaya syariah adalah virus jahat dan sedang menyebar ke seluruh Amerika Serikat, Newsmax melansir pada Jumat (17/2/2017).
“Ini adalah pertempuran rohani yang baik dan jahat, dan banyak orang memiliki waktu yang sulit untuk memikirkan hal ini,” kata White, ketua ACT San Antonio, menurut The Washington Post.
White dan ACT percaya Ikhwanul Muslimin (IM), gerakan Islam Sunni di Timur Tengah, menyebarkan syariah di seluruh AS, dan Dewan Hubungan Amerika-Islam (CAIR), Masyarakat Islam Amerika Utara (ISNA), dan sebagian besar masjid adalah kaki tangan IM.
Sejumlah organisasi anti-Muslim dan fundamentalis Kristen mendukung ACT, dan White mengatakan bahwa kelompok tersebut memiliki “hubungan langsung” dengan Presiden Donald Trump.
Direktur CIA, Mike Pompeo, mensponsori pertemuan ACT di Washington pada 2016 dan telah berbicara dalam konferensi mereka. Mantan penasehat keamanan Trump, Michael Flynn, yang mengundurkan diri awal pekan ini, adalah anggota dewan ACT, The Washington Post mencatat.
“Mereka adalah jihadis berdasi. Hal yang sulit bagi kami untuk melindungi kepala kita karena kita tidak merasa terancam,” White mengatakan kepada The Washington Post.
“Kita berada di ambang memainkan peran paling penting dalam membalikkan kerusakan yang signifikan yang telah dilakukan pada keamanan dan kesejahteraan bangsa kita selama delapan tahun terakhir,” kata Brigitte Gabriel, pendiri ACT, pada bulan Desember.
Kelompok ini memiliki hampir 17.500 relawan dan 500.000 “relawan akar rumput”, menurut Gabriel.
Mantan direktur eksekutif CAIR, Tampa Ahmed Bedier, menentang kelompok tersebut dengan mengatakan, “Orang-orang ini adalah orang paling pinggir dari yang paling pinggir, dan sekarang mereka memiliki orang-orang di dalam pemerintah yang paling kuat di dunia.”
“Mereka fasis. Mereka tidak menginginkan kehadiran Muslim di Amerika. Dan satu-satunya Muslim yang diterima mereka adalah mantan Muslim,” kata Bedier. (althaf/arrahmah.com)