SIGI (Arrahmah.com) – Dua pekan berlalu sejak gempa bumi berkekuatan besar disusul tsunami mengguncang Palu dan Donggala, Sulawesi tengah. Lembaga kemanusiaan Aksi Cepat Tanggap (ACT) menyalurkan bantuan untuk korban gempa di Desa Salua, Kecamatan Kulawi, Kabupaten Sigi. Desa ini sempat terisolir beberapa hari karena akses jalan yang tertutup oleh material longsor yang diakibatkan oleh gempa.
“Hari ini kita datang ke Desa Salua meski hari ini listrik di sini masih terputus. Kami bawa logistik semacam beras, gula, sembako dan telur untuk kita suplai ke sini,” kata Koordinator Rescue ACT wilayah Sigi, Rahadiansyah di lokasi, Rabu (10/10/2018), seperti dilansir Jurnalislam.com Kamis (11/10).
Butuh waktu 4 jam dari Kota Palu untuk sampai di desa yang lokasinya terletak di pegunungan ini. Sesekali tim harus turun dari kendaraan untuk mengurangi beban agar kendaraan dapat melewati jalanan licin berlumpur.
“Kabupaten Sigi ini lengkap, ada gempa bumi, ada tsunami, likuifaksi, dan longsor. Jadi memang sulit sekali bisa menembus daerah ini,” ujar Rahadiansyah.
Selain memberikan bantuan bahan pokok, ACT juga mendirikan dapur umum dan membuka layanan kesehatan untuk warga Desa Salua dan sekitarnya.
“Kita suplai logistiknya bahan mentah sayuran agar mereka tidak makan mie terus karena disini terisolir dan belum ada warung yang buka,” tambahnya.
Selain di Desa Salua, Rahadiansyah menyebut pihaknya bakal membuka dapur umum di wilayah lain yang masih terisolir.
“Kalau di dapur umum kita akan coba satu lagi di Desa Pandere dan in syaa allah satu lagi mungkin di Dolo Selatan, Sigi,” kata Rahadiansyah.
Ada sekitar 380 KK tinggal di desa ini. Sebagian besar rumah mereka hancur akibat gempa bumi berkekuatan 7,4 SR yang melanda wilayah ini dua pekan lalu.
(haninmazaya/arrahmah.com)