KABUL (Arrahmah.com) – Dua puluh tujuh orang tewas dalam serangan di Afghanistan pada upacara yang dihadiri oleh kandidat presiden Abdullah Abdullah hari ini (6/3/2020), katanya kepada CNN.
Abdullah mengatakan ia lolos dari serangan di Kabul barat tanpa cedera, dan tembakan senjata kecil yang diikuti oleh tembakan roket menewaskan 27 peserta dan melukai 52 lainnya.
Pasukan keamanan membunuh salah satu penyerang ketika mereka terus mengejar yang lain, kata juru bicara Kementerian Dalam Negeri, Nasrat Rahimi. Tidak jelas berapa banyak penyerang yang terlibat.
Semua warga sipil yang terperangkap di daerah itu telah dievakuasi, kata Rahimi.
Acara itu diselenggarakan untuk memperingati kematian Abdul Ali Mazari, seorang pemimpin politik etnis Hazara (etnis dengan mayoritas Syiah) yang terbunuh pada 1995 setelah ditahan oleh Taliban. Peristiwa yang sama juga diserang tahun lalu, tetapi insiden tahun ini tidak terlalu intens.
Presiden Ashraf Ghani men-tweet bahwa serangan itu adalah “kejahatan terhadap kemanusiaan dan terhadap persatuan nasional Afghanistan”.
Abdullah, yang merupakan rival politik Ghani, memperebutkan pengumuman Komisi Pemilihan bulan lalu yang menyatakan Ghani sebagai pemenang pemilihan presiden bulan September.
Juru bicara Kementerian Dalam Negeri Nasrat Rahimi menuturkan bahwa pasukan khusus dikirim ke tempat kejadian.
Abdullah tidak mau berspekulasi siapa yang berada di balik serangan itu.
“Intinya adalah bahwa penyelidikan menyeluruh dengan jawaban yang jelas untuk rakyat Afghanistan diperlukan,” katanya.
“Saya tidak akan menyalahkan siapa pun karena saya belum memperoleh gambaran lengkap terkait insiden dari pasukan keamanan.”
Taliban membantah terlibat dalam serangan itu, juru bicara Zabihullah Mujahid mengatakan dalam sebuah pesan media.
Serangan itu adalah yang pertama di ibukota sejak penandatanganan perjanjian bersejarah di Qatar pekan lalu antara Amerika Serikat dan Taliban. (Althaf/arrahmah.com)