PADANG (Arrahmah.com) – Tayangan yang disiarkan waktu sahur dan berbuka terutama acara komedi hanya memberikan hiburan terhadap otak namun tidak memberikan pencerahan bagi jiwa dan mengajak masyarakat untuk lebih dekat dengan Allah, demikian yang diungkapkan Ulama Sumatera Barat Prof. Syamsul Bahri Khatib.
“Tayangan televisi saat sahur dan berbuka lebih banyak menampilkan program komedi yang minim nilai religius dan jauh dari nilai-nilai Ramadhan,” kata Syamsul Bahri Khatib yang juga menjabat sebagai ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sumatera Barat di Padang, Senin (8/8/2011).
Ia menambahkan bahwa hal tersebut juga bertentangan dengan nilai-nilai Ramadhan dimana seharusnya lebih banyak ditayangkan program yang membuat penonton semakin dekat kepada Allah, memberikan nilai-nilai yang baik serta pencerahan bagi masyarakat dan menjadikan mereka semakin menghayati nilai-nilai Ramadhan.
Seperti yang diketahui fenomena yang terjadi saat ini, banyaknya penyelenggara televisi berusaha mengemas acara yang menarik agar banyak ditonton masyarakat. Jika acara yang ditayangkan mendapat rating tinggi akan menunjang keberlangsungan stasiun televisi tersebut.
“Namun jangan sampai karena mengejar rating, nilai-nilai dan pesan Ramadhan yang hendak disampaikan menjadi bias,” kata dia.
Ia berpesan kepada masyarakat agar lebih selektif dalam memilih acara televisi saat Ramadhan. Yakni dengan menonton acara yang memiliki nilai kebaikan dan meningkatkan ilmu dan pemahaman tsaqofah Islam agama. (ans/arrahmah)