Porong (Arrahmah.com) – Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) melakukan acara deradikalsiasi di LP Porong Jawa Timur, Minggu 3 April 2011. Acara itu digelar atas kerjasama dengan Drijen Lapas.
Acara dimulai pada pukul 9 selesei jam 12, menjelang salat dzuhur. Acara deradikalsiasi dikemas dengan acara pagelaran wayang kulit. Acara ini khusus untuk warga pemasyarakatan yang terkena kasus terorisme tapi juga dari warga lain turut hadir. Acara dihadiri sekitar 150-an orang. Yang menjadi dalang dalam pagelaran wayang kulit adalah Ustad Sonhaji dari Pesantren Al -Irsyad.
Asep Dahlan alias Aa, terhukum seumur hidup dalam kasus konflik Ambon mengisahkan bahwa kalapas dan jajaranya hadir sampai acara selesai.
Inti acaranya, kata Aa, setiap orang yang melakukan perbuatan jahat pasti ada balasannya. Kalau tidak di dunia nanti di akhirat. Pagelaran itu juga memasukan pemahaman jihad bahwa semua jihad yang dilakukan rosululloh dan para sahabatnya semata-mata karena membela diri.
Ba’da dzuhur, khusus para terhukum kasus teroris, melakukan dialog dengan BNPT. Mediatornya kalapas. Dari MUI Pusat diwakili KH Muslih, dari UIN Jakarta diwakili Solehudin, dari UIN Makasar ust Farhan. “Intinya mereka ingin meluruskan pemahaman jihad kami. Dari yang radikal menjadi yang tidak radikal,” kisah Aa.
Ikhwan-ikhwan (teman-teman), kata Aa, menanggapi acara ini bagus, paling tidak, katanya bisa menyampaikan aspirasi, terutama yang kasus Ambon walaupun kadang-kadang ada pernyataan-pertanyaan dari yang disampaikan BNPT yang masih mengganjal menyangkut pemahaman jihad versi BNPT bahwa semua jihad yg dilakukan oleh Rosululloh hanya sebatas membela diri.
“Kalau kita membaca siroh Ibnu Hisyam atau kelengkapan Tarikh Nabi yg ditulis oleh Munawar Kholil, banyak sekali perang ofensif yg dilakukan oleh Rosululloh dan para sahabatnya. Seperti perang mu’tah, perang tabuk dan sebagainya,” ungkap Aa. (barometer/arrahmah.com)