GAZA (Arrahmah.id) – “Kami sebelumnya telah memperingatkan bahwa tawanan musuh menderita kondisi yang sama dengan penderitaan rakyat kami karena kelaparan dan kekurangan. Mereka menderita kekurangan makanan dan obat-obatan, dan penyakit kini mengancam kehidupan banyak dari mereka,” kata Juru Bicara Militer Brigade Al-Qassam dalam sebuah pernyataan pada Sabtu (23/3/2024).
Pernyataan itu merupakan bagian dari pengumuman tewasnya seorang tentara “Israel” yang ditahan di Gaza.
Namanya Yigev Bukhatab. Penyebab kematiannya, menurut pernyataan itu, adalah kekurangan obat-obatan dan makanan.
Al-Qassam Brigades published a video accompanied by a statement by the military spokesman Abu Obeida, announcing the death of Israeli captive Yigev Bukhatab due to a lack of medicine and food. pic.twitter.com/Vs3q601quj
— The Palestine Chronicle (@PalestineChron) March 23, 2024
Video dan pernyataan tersebut dibagikan di saluran Telegram Resistance News Network, dengan judul: “Meskipun dia selamat dari serangan tentara IDF, dia tidak luput dari kekurangan makanan dan obat-obatan.”
Dalam pernyataan sebelumnya, Abu Ubaida mengungkapkan bahwa “jumlah tawanan musuh yang terbunuh akibat operasi militer musuh di Jalur Gaza mungkin melebihi 70 orang.”
“Al-Qassam selalu ingin menyelamatkan nyawa para tawanan, namun menjadi jelas bahwa para pimpinan musuh sengaja membunuh para tawanan,” tegas pernyataan tersebut.
Meskipun sejumlah tawanan “Israel” terbunuh dalam serangan militer “Israel” di Gaza, Abu Ubaida menekankan bahwa posisi Brigade al-Qassam tetap tidak berubah: “Harga yang akan kami ambil untuk 5 atau 10 tawanan hidup adalah harga yang sama dengan yang kami bayarkan jika mereka tidak terbunuh oleh pengeboman musuh.”
Posisi “Israel”
Dalam berita terkait, “Israel” telah mengkomunikasikan posisinya mengenai kemungkinan gencatan senjata dan pertukaran tahanan kepada mediator di Doha.
Menurut sumber Al-Jazeera, “Israel” ingin 40 tawanan “Israel” yang masih hidup, dari semua kategori, dibebaskan.
Mereka menolak permintaan Hamas agar 30 tahanan politik Palestina dengan hukuman seumur hidup dibebaskan untuk setiap tentara wanita yang dibebaskan di Gaza.
Sebaliknya, “Israel” mengatakan pihaknya hanya bersedia membebaskan lima tahanan Palestina, untuk setiap tawanan – yang identitasnya hanya akan ditentukan oleh “Israel”.
“Israel” juga menanggapi permintaan Hamas untuk membebaskan seluruh tahanan yang ditangkap kembali setelah pertukaran tahanan sebelumnya pada 2011.
Menurut laporan tersebut, “Israel” mengatakan bahwa mereka hanya akan membebaskan mereka jika Perlawanan Palestina melepaskan dua tentara “Israel” yang mereka tangkap sebelum perang saat ini.
“Israel” juga ingin berhak mendeportasi tahanan mana pun yang dibebaskannya ke luar negeri. Kondisi ini berlaku bagi mereka yang dijatuhi hukuman seumur hidup. (zarahamala/arrahmah.id)