GAZA (Arrahmah.id) – Al-Jazeera pada Ahad (7/7/2024) menyiarkan pidato yang disampaikan oleh Abu Ubaida, juru bicara militer Brigade Al-Qassam, untuk menandai perlawanan hari ke-275 Banjir Al-Aqsa.
Abu Ubaida menyatakan bahwa musuh ‘Israel’ telah menerima dan terus menerima pukulan yang menyakitkan di mana pun mereka menembus Jalur Gaza.
Ia menambahkan bahwa Brigade Al-Qassam, sayap militer gerakan Palestina Hamas, berkomitmen untuk mengakhiri agresi dan tidak akan menerima apa pun selain mencabut ketidakadilan yang ditimpakan kepada rakyat Palestina.
Front Persatuan
Abu Ubaida mengatakan bahwa para pejuang telah mencapai persatuan Arab yang belum pernah terjadi sebelumnya dengan menyatukan beberapa front melawan pendudukan ‘Israel’.
Kemampuan pertahanan telah diperkuat untuk menghadapi pendudukan di wilayah mereka, dan Brigade Al-Qassam memiliki sumber daya manusia yang kuat, setelah merekrut ribuan pejuang baru selama perang. Ribuan pejuang siap menghadapi musuh kapan pun diperlukan.
Abu Ubaida menegaskan bahwa hasil yang tak terelakkan dari perlawanan mereka adalah kemenangan dan kekalahan musuh dan pendudukan.
Ia mengutip pertempuran yang sedang berlangsung antara Perlawanan Palestina dan pasukan penjajah ‘Israel’ di Rafah dan Shuja’iya, bersama dengan daerah lainnya, sebagai bukti kekuatan perlawanan mereka dan kegagalan musuh.
#Breaking
🔻Abu Obeida: There is no place in #Gaza for the Tiger tanker, the #mercenary soldiers for hire, the forces that hide in houses like thieves & the officers who hide behind armoured vehicles. Every one of them will leave, either killed, injured, or fleeing in panic.… pic.twitter.com/Pt3rBooROP— ⚡️🌎 World News 🌐⚡️ (@ferozwala) July 7, 2024
Zona Teror
Abu Ubaida memperingatkan bahwa sektor poros Netzarim akan menjadi zona teror bagi ‘Israel’, yang akan muncul sebagai pihak yang kalah.
Ia menggambarkan banjir Al-Aqsa bukan sebagai awal perlawanan Palestina tetapi sebagai ledakan respon terhadap kejahatan musuh, yang mencapai puncaknya dengan pembersihan sistematis dan genosida di Tepi Barat, Yerusalem, dan Jalur Gaza.
Abu Ubaida menegaskan bahwa, meskipun kekurangan dukungan eksternal dan pasokan penting, Perlawanan akan terus berjuang, dan rakyat Palestina akan tetap teguh.
⚡️SUMMARY of Al-Qassam’s spokesperson, Abu Obeida:
• We remind the world that the Al-Aqsa flood was not the beginning of the resistance work, but rather was the explosion in the face of the enemy’s crimes.
• 9 months have passed since the start of Al-Aqsa Flood, and our… pic.twitter.com/osPrhd5hee
— ABU HUNTER 🔥🇵🇸 THE LONE WOLF 👑👑 (@mrhumanity333) July 7, 2024
Perisai Manusia
Juru bicara Al-Qassam menuduh tentara ‘Israel’ menggunakan warga sipil sebagai perisai manusia dan menargetkan rumah, rumah sakit, sekolah, masjid, dan gereja.
Ia memuji Perlawanan karena bertempur selama sembilan bulan melawan musuh yang didukung oleh Amerika Serikat dan sekutu Barat mereka.
“Ke-24 batalion dan faksi perlawanan telah bertempur dan mengalahkan musuh di berbagai bagian Jalur Gaza,” kata Abu Obeida, seraya menambahkan bahwa dunia telah melihat kejahatan pendudukan di Gaza, yang memperlihatkan ketidakberdayaan hukum internasional dan organisasi kemanusiaan internasional.
Poros Perlawanan
Abu Ubaida menyoroti persatuan front perlawanan di Lebanon, Irak, dan Yaman dalam mendukung Palestina, dan menyatakan bahwa hati nurani kolektif bangsa mereka berpihak pada perlawanan ini.
Ia menambahkan bahwa respon dari rakyat Palestina di Palestina, Tepi Barat dan Yerusalem adalah hal yang tidak dapat dihindari.
Menurut Abu Ubaida, perlawanan yang sedang berlangsung di Tepi Barat merupakan respon alami Palestina terhadap genosida sistematis ’Israel’.
Kegagalan 7 Oktober
Abu Ubaida juga mengungkapkan bahwa dokumen intelijen yang menunjukkan kegagalan ‘Israel’ pada 7 Oktober hanyalah sebagian kecil dari apa yang akan diungkapkan kemudian.
Ia berbicara kepada keluarga tawanan ‘Israel’ yang saat ini ditahan di Gaza, dan menyatakan bahwa nasib anak-anak mereka sedang dimanipulasi oleh Perdana Menteri ‘Israel’ Benjamin Netanyahu untuk keuntungan pribadinya.
Abu Ubaida menyimpulkan dengan mengatakan bahwa klaim kemenangan mutlak Netanyahu adalah tentang kemenangan pribadinya dan memuaskan para ekstremis di pemerintahannya. (zarahamala/arrahmah.id)