TEPI BARAT (Arrahmah.id) – Juru bicara sayap militer Hamas, Abu Ubaida, memuji operasi terbaru di Tepi Barat yang mengakibatkan tewasnya tiga warga ‘Israel’. Ia menekankan bahwa upaya ‘Israel’ untuk menghalangi pejuang perlawanan Tepi Barat mendukung Gaza “ditakdirkan untuk gagal.”
Dalam sebuah pernyataan, Abu Ubaida menggambarkan para pejuang perlawanan di Gaza sebagai “pahlawan pemberani” yang terus menunjukkan komitmen mereka di jantung pertempuran “Banjir Al-Aqsa” yang sedang berlangsung. Ia menegaskan kembali bahwa upaya pendudukan ‘Israel’, bersama dengan sekutunya, untuk menekan perlawanan di Tepi Barat tidak akan berhasil.
Abu Obeida: Spokesman for the Qassam Brigades: Once again, the brave heroes of the West Bank prove that they are at the heart of the battle of the Flood of Al-Aqsa, and that all bets on breaking them or dissuading them from supporting Gaza by the occupation and its lackeys are… pic.twitter.com/7i4TqaDwb7
— Suribelle (@Syribelle) January 6, 2025
Menyikapi pendudukan ‘Israel’, Abu Ubaida menyatakan: “Musuh harus tahu bahwa jika mereka melanjutkan agresi terhadap Gaza dan Tepi Barat, mereka akan membayar harganya dengan darah prajurit dan pemukimnya.”
Ia lebih lanjut menekankan bahwa pendudukan “tidak akan pernah menikmati kedamaian dan keamanan sampai rakyat kami menikmatinya.”
Sebelumnya, layanan darurat ‘Israel’ mengonfirmasi kematian tiga pemukim, dalam penembakan di dekat pemukiman Kedumim, sebelah timur Qalqilya di Tepi Barat utara. Media ‘Israel’ melaporkan bahwa para korban bepergian dengan mobil terpisah, dan operasi itu juga mengakibatkan sembilan orang lainnya cedera, salah satunya dalam kondisi kritis.
Sejak dimulainya perang genosida ‘Israel’ di Gaza, yang telah merenggut puluhan ribu nyawa sejak 7 Oktober 2023, tentara dan pemukim ‘Israel’ telah meningkatkan kekerasan mereka di Tepi Barat, menewaskan dan melukai ribuan orang serta menangkap lebih dari 11.000 warga Palestina.
Serangan militer ‘Israel’ dan pogrom yang dipimpin pemukim telah memicu respons kuat dari kelompok perlawanan Palestina, terutama di kota-kota Tepi Barat utara dan kamp-kamp pengungsi.
Di bawah tekanan ‘Israel’, Otoritas Palestina (PA) juga turut serta dalam upaya untuk menekan perlawanan. Sementara kekerasan PA terutama difokuskan pada kamp pengungsi Jenin, pasukan keamanannya telah melakukan penggerebekan di wilayah Palestina lainnya di Tepi Barat.
Serangan terbaru ini terjadi setelah tindakan keras ‘Israel’-PA, yang menimbulkan pertanyaan tentang efektivitas taktik kekerasan tersebut, yang juga gagal mencapai kemenangan strategis bagi ‘Israel’ di Gaza, meskipun genosida telah berlangsung selama 15 bulan. (zarahamala/arrahmah.id)