GAZA (Arrahmah.id) – Abu Ubaida, juru bicara militer Brigade Al-Qassam, mengumumkan pada Jumat (9/8/2024) bahwa sayap militer Hamas telah berjanji setia kepada “pemimpin pejuang” Yahya Sinwar, dan menyatakan kesiapan penuh mereka untuk melaksanakan arahannya.
Dalam sebuah unggahan yang dibagikan di saluran Telegramnya, Abu Ubaida menyatakan bahwa pemilihan Sinwar sebagai kepala Gerakan Perlawanan Palestina, Hamas, setelah pembunuhan Ismail Haniyeh, merupakan bukti vitalitas, persatuan, dan kekuatan kelompok tersebut.
“Brigade Al-Qassam berjanji setia kepada pemimpin pejuang Yahya Sinwar dan mengumumkan kesiapan penuh kami untuk melaksanakan keputusannya,” kata Abu Ubaida.
“Kami melihat pemilihannya sebagai pimpinan gerakan, menggantikan pemimpin pejuang syahid kami Ismail Haniyeh, sebagai bukti vitalitas, kohesi, dan kekuatan gerakan, dengan rahmat Allah SWT,” simpulnya.
Pemilihan Sinwar
Dalam sebuah pernyataan pada Selasa (6/8), Hamas mengumumkan bahwa Yahya Sinwar adalah pemimpin barunya, setelah pembunuhan biro politik gerakan tersebut, Ismail Haniyeh.
Haniyeh dibunuh di Teheran pada tanggal 31 Juli, meninggalkan Hamas dengan keputusan dan tantangan untuk memilih pemimpin baru.
Kepemimpinan Hamas terbagi antara tiga komando, satu dipimpin oleh Saleh al-Arouri di Tepi Barat, satu lagi oleh Yahya Sinwar di Gaza, dan Khaled Meshaal di luar negeri.
Haniyeh adalah pemimpin keseluruhan.
‘Israel’ membunuh Arouri pada Januari, dan Haniyeh beberapa hari yang lalu.
Setelah berhari-hari berunding, dewan syura Palestina (dewan musyawarah) memilih Sinwar sebagai pemimpin sentral yang baru.
Siapa Sinwar?
Sebelum pengangkatannya, Sinwar telah menjadi pemimpin Hamas di Gaza sejak 2017 dan terpilih kembali pada 2021.
Sinwar dibebaskan pada 2011 setelah menghabiskan 23 tahun di penjara ‘Israel’. Ia adalah salah satu dari lebih dari seribu tahanan yang dibebaskan sebagai ganti tentara ‘Israel’ Gilad Shalit dalam kesepakatan ‘Wafa al-Ahra’.
‘Israel’ menganggap Sinwar sebagai dalang di balik Operasi Banjir Al-Aqsa, yang dilakukan oleh Perlawanan Palestina pada 7 Oktober 2023.
Akibatnya, ‘Israel’ telah menyatakan bahwa melenyapkan Sinwar adalah tujuan utama operasi militernya yang sedang berlangsung di Gaza. (zarahamala/arrahmah.id)