FILIPINA (Arrahmah.com) – Kelompok Abu Sayyaf yang menahan tiga orang sandera Palang Merah sejak dua bulan lalu di Filipina selatan sepakat melepaskan salah seorang tawanannya dalam waktu dekat, dengan syarat pihak militer mau menarik mundur pasukannya.
Angkatan perang pemerintah pada Kamis (19/3) menyepakati persyaratan yang disampaikan panglima kelompok Abu Sayyaf tersebut.
“Kami akan menempatkan kembali tentara kami seperlunya untuk mengamankan pembebasan korban,” kata Ernesto Torres, seorang juru bicara militer.
Dia mengatakan keamanan pekerja sosial yang ada dalam penyanderaan di pulau Jolo selatan masih harus dikhawatirkan. Andreas Notter berkebangsaan Swiss, Eugenio Vagni dari Itali, dan Mary Jean Lacaba, seorang warga negara Filipina diculik pada 15 Januari lalu dan disinyalir menjadi korban penyanderaan Abu Sayyaf, kelompok yang diklaim separatis oleh agen intelejen dan mempunyai hubungan dengan Al-Qaeda.
Sebelumnya, Albader Parad, panglima Abu Sayyaf, mengancam akan memenggal kepala salah satu atau bahkan semua pekerja sosial jika militer melancarkan serangan baru terhadap kelompoknya.
“Ingat, jika mereka melakukan operasi dan mendekati kami dan peperangan kembali terjadi, saya akan memenggal kepala seorang anggota Komite Palang Merah Internasional (ICRC) ini,” kata Parad dalam wawancara radio.
Berbicara pada wartawan di Manila, Richard Gordon, kepala Palang Merah Filipina, mengatakan dia sudah diyakinkan Parad lewat telepon, Abu Sayyaf berjanji melepaskan seorang di antara sandera jika tentara mundur dari wilayahnya. (Althaf/arrahmah/alj/afp)