AMMAN (Arrahmah.com) – Mengutip liputan persidangan Abu Qatada di pengadilan Amman Yordania oleh BBC pada Ahad (7/9/2014), ia mengatakan bahwa “wartawan adalah ‘utusan kebenaran’ dan pembunuhan atas mereka bertentangan dengan ajaran Islam.”
Ia berbicara kepada para utusan media yang hadir meliput persidangannya atas tuduhan “terorisme” di pengadilan di Amman, Yordania.
Kasus Abu Qatada, yang dideportasi dari Inggris tahun lalu setelah pertempuran hukum yang panjang dengan pemerintah, ditunda sampai 24 September.
Ia diadili di Yordania atas tudingan keterlibatannya dalam plot “terorisme” yang “digagalkan pemerintah”. Plot aksi tersebut sebelumnya “diketahui” pemerintah ditujukan pada perayaan milenium di negara itu pada tahun 2000.
Hakim di pengadilan keamanan negara mengatakan mereka membutuhkan lebih banyak waktu untuk menilai bukti sebelum mengumumkan vonis.
Abu Qatada telah membantah tuduhan yang dibuat oleh jaksa bahwa mereka telah menemukan buku-buku yang digunakannya untuk memprovokasi komplotan “teroris”. Ia juga membantah memasok dana dari London kepada grup tersebut.
Pada bulan Juni, Abu Qatada dibebaskan dari peran yang dituduhkan dalam kampanye pemboman 1998 di Yordania.
Beberapa menit sebelum hakim datang ke pengadilan, Abu Qatada berkata, “wartawan tidak boleh dibunuh – itu tidak diizinkan karena [mereka] itu adalah utusan kebenaran, kecuali mereka bekerja untuk intelijen asing.”
Ia juga menambahkan bahwa, “Nabi Muhammad mengatakan bahwa utusan tidak boleh dibunuh.”
Tenang di pengadilan
Mengutip repotase persidangan oleh Steve Swann untuk BBC News, di tengah adegan ruang sidang yang hiruk-pikuk, Abu Qatada mondar-mandir di dalam jeruji besi yang memisahkan ia dari keluarganya, pengacara dan wartawan. Ia nampak tenang, meski harus menunggu keputusan yang tidak kunjung dijatuhkan.
Ialah seorang Ulama, mengenakan jubah cokelat, demikian animasi yang mencerminkan dirinya saat ia dihujani pertanyaan. Meski tenang, ia dengan tegas mengekspos keretakan yang tumbuh dalam dunia jihad. Ia mengecam pembunuhan wartawan oleh ISIS.
Saat diserang barat secara bertibu-tubi pun ia tetap mendukung Al-Qaeda. Namun dunia tahu dari tulisan-tulisannya yang telah diselundupkan keluar dari sel penjara Yordania, ia bersikukuh menolak ISIS.
Dalam pesan sebelumnya untuk pendukung ISIS, ia memanggilnya “anjing-anjing neraka” atas apa yang ia sebut sebagai “tindakan jahat mereka.” Pada persidangan pun, ia tetap menegaskan pesan itu.
Ketika hakim mengumumkan penundaan lain dalam proses persidangannya, beberapa saudara-saudara perempuannya -yang duduk di bangku kayu di bagian belakang pengadilan- menangis.
Dan kemudian sambil melambaikan tangan diiringi senyuman termanisnya, pria yang pernah digambarkan oleh seorang hakim Inggris sebagai “individu yang benar-benar berbahaya” dibawa keluar dan kembali ke penjara. Maasyaa Allah.
Mendukung barisan jihad
Abu Qatada sebenarnya selalu mendukung barisan jihad. Sekalipun ia berada dalam tahanan, ia selalu memberikan nasihat kepada kaum Muslimin. Begitu pula terkait bahaya yang dapat ditimbulkan dari gerak-gerik Abu Bakar Al-Baghdadi. Namun dunia kala itu tidak memahaminya.
Hingga pekan lalu, sebuah video ISIS muncul menunjukkan pemenggalan Steven Sotloff, seorang wartawan AS yang disandera oleh kelompok tersebut. Itu terjadi dua pekan setelah rekaman yang sama menunjukkan rekan wartawan AS James Foley dibunuh.
Juga setelah film terbaru, dimana ISIS juga mengancam akan membunuh pekerja bantuan Inggris David Haines -yang telah ditahan selama lebih dari satu tahun- kecuali serangan udara AS pada posisi di Irak dihentikan, dunia baru mendengarkannya.
Komentar Abu Qatada terhadap ISIS sempat tidak dianggap. Itu kali pertama kali ia berbicara tentang kelompok yang telah menyita sebagian besar wilayah wilayah di Irak dan Suriah dan mendeklarasikan kekhalifahan baru atau negara Islam.
Barulah selama rangkaian persidangan baru-baru ini, ia didokumentasikan berbicara tentang konflik di negara tetangga Suriah. Dunia menjadi tahu bahwa Abu Qatadah mendesak ISIS untuk kembali kepada Sunnah. Ia juga meminta ISIS dan faksi jihad utama lain di sana, Jabhah Nusrah untuk bersatu di bawah kepemimpinan Al-Qaeda, Syaikh Dr Ayman Al-Zawahiri hafizahullah.
Baru-baru ini komentar atas nama Abu Qatadah juga berhasil diselundupkan keluar dari sel penjaranya dan telah muncul di internet mencela ISIS yang tak kunjung bertaubat.
Abu Qatadah, yang nama aslinya adalah Omar Othman, diberikan suaka di Inggris pada tahun 1994 tetapi layanan keamanan MI5 semakin melihat dia sebagai ancaman keamanan nasional seiring pandangannya tentang jihad semakin mengeras.
Ulama pejuang ini dideportasi ke Yordania sejak 2005 berdasarkan sebuah perjanjian yang ditandatangani tahun lalu oleh Jordan dan Inggris. Maka dihapuslah hambatan terakhir bagi pemerintah untuk proses pemindahannya.
Pemerintah Inggris telah membuat pernyataan jelas bahwa Abu Qatada tidak diperbolehkan kembali ke Inggris karena ia adalah warga negara asing yang dideportasi secara ketat oleh pemerintah.
Tubuh sang Ulama boleh jadi terbelenggu jeruji besi, namun akan selalu ada bantuan dari orang-orang yang dibalikkan hatinya oleh Allah untuk menyebarluaskan taujih dan tausiahnya kepada Ummat Islam di seluruh dunia. Alhamdulillah. (adibahasan/arrahmah.com)