JAKARTA (Arrahmah.com) – Anggota Komisi III Fraksi PKS Aboe Bakar Al Habsyi mengkritik kinerja pihak Kepolisian terkait kasus Sukmawati Soekarnoputri yang membandingkan Nabi Muhammad dengan ayahnya, Presiden pertama Republik Indonesia, Sukarno.
Aboe Bakar kemudian membandingkannya dengan kasus dugaan penghinaan terhadap presiden. Menurutnya, polisi lebih sigap menangkap orang-orang yang diduga menghina presiden.
“Sementara kalau kita menghina presiden saja diciduk, sudah enggak ada urusan itu. Ini kok menghina Rasulullah diam,” kata Aboe dalam rapat dengar pendapat antara Komisi III dengan Kapolri, Jenderal Idham Azis di Kompleks DPR/MPR, Senayan, Jakarta, Rabu (20/11).
Aboe mengungkapkan, banyak masyarakat yang geram dengan pernyataan Sukmawati. Terutama umat Islam.
“Jadi saya katakan tadi, jika ada menghina Nabi, marah kita, Pak. Pasti,” kata dia.
Menurut Aboe, wajar jika ada banyak pihak yang menghubungkan itu dengan fenomena orang-orang yang tak bisa tersentuh kepolisian.
Ia menyinggung beberapa orang yang dilaporkan atas dugaan penodaan agama seperti Ade Armando dan Permadi Arya.
Ade Armando, pada 2018 lalu, pernah dilaporkan ke kepolisian terkait dugaan kasus penodaan agama karena menyebut hadis tak sesuai dengan ucapan dan tindakan Nabi Muhammad.
Sukmawati pun pernah dilaporkan ke kepolisian lantaran puisi yang dia baca diduga mengandung penodaan agama. Namun, kasusnya dihentikan oleh kepolisian.
“Tentunya akhirnya publik menghubungkan dengan puisi konde, yang ujungnya SP3, ini menunjukkan ada orang-orang yang untouchable, ini saya pikir perlu jadi perhatian,” jelasnya.
(ameera/arrahmah.com)