PALESTINA (Arrahmah.com) – Presiden Palestina Mahmoud Abbas menegaskan pada Senin (10/3/2014) di Ramallah bahwa dia tidak dapat menerima permintaan Netanyahu untuk mengakui “Israel” sebagai negara Yahudi. Dia menekankan bahwa dia “tidak akan mengkhianati rakyat Palestina atau pun hak-hak mereka,” lansir MEMO.
Pernyataan Abbas disampaikan selama sidang ke-13 Dewan Revolusi Al-Fatah. “Isu-isu status akhir tengah dibahas dalam perundingan-perundingan. Tim perunding Palestina tidak akan pernah mengesampingkan pembentukan negara Palestina merdeka dengan ibukota di Yerusalem (Al-Quds) Timur di wilayah yang diduduki pada tahun 1967,” katanya.
Seorang anggota Dewan Revolusi, yang namanya tidak ingin disebutkan, mengutip pernyataan Abbas, “Saya tidak bisa menerima untuk mengakui ‘Israel’ sebagai negara Yahudi meskipun tekanan besar tengah diberikan pada saya.”
Abbas menambahkan, “Saya berusia 79 tahun dan saya tidak akan menyerahkan atau mengkhianati hak-hak rakyat Palestina hanya karena itu.”
Abbas mencatat bahwa rakyat Palestina mungkin harus bertahan dalam blokade keuangan karena sikap mereka, tetapi dia bersumpah untuk tidak mengubah sikap ini meskipun menerima semua tekanan itu.
Dewan Revolusi merupakan badan legislatif gerakan dan terdiri dari 132 anggota, termasuk anggota Komite Pusat Al-Fatah. Fatah merupakan partai utama dalam PLO (Organisasi Pembebasan Palestina) dan Otoritas Palestina. (banan/arrahmah.com)