RAMALLAH (Arrahmah.com) – Presiden Palestina Mahmoud Abbas mengatakan pada Kamis (22/3/2018) bahwa ia tidak pernah menolak negosiasi politik dengan “Israel”.
Berbicara kepada wartawan dalam konferensi pers di Ramallah dengan mitranya dari Bulgaria, Rumen Radev, Abbas menekankan bahwa Otoritas Palestina (PA) selalu siap untuk ambil bagian dalam negosiasi dengan “Israel”, memperingatkan bahwa PA tidak akan menerima solusi di luar kerangka legitimasi internasional.
“Kami ingin solusi dua negara, sebuah negara Palestina yang independen dan berdaulat di perbatasan 1967, dengan Yerusalem Timur sebagai ibukotanya,” kata Abbas.
“Kota ini, Yerusalem Timur, harus terbuka untuk semua agama, Islam, Kristen, dan Yudaisme, yang akan mempraktikan ritual keagamaan mereka secara bebas,” jelasnya sebagaimana dilansir MEMO.
Mengatasi masalah internal dengan Hamas, Presiden Palestina mencatat bahwa “mereka [Hamas] harus segera menyerahkan segalanya, keamanan pertama dan utama, kepada Otoritas Palestina,” mengacu pada perjanjian rekonsiliasi antara Fatah dan Hamas yang ditandatangani di Kairo pada Oktober 2017.
“Jika Hamas tidak menyerahkan segalanya kepada pemerintah persatuan nasional, itu akan menanggung konsekuensi karena menggagalkan upaya Mesir untuk mencapai rekonsiliasi,” ia memperingatkan.
Pekan lalu, Abbas memutuskan untuk mengambil “langkah-langkah nasional, hukum dan ekonomi” terhada Gaza menyusul upaya pembunuhan terhadap Perdana Menteri PA Rami Hamdallah di Gaza. Abbas bersikukuh Hamas yang bertanggung jawab atas serangan itu. (fath/arrahmah.com)