RAMALLAH (Arrahmah.com) – Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas menegaskan pihaknya tidak akan pernah menerima Abu Dis atau Al-Eizariyah sebagai ibu kota Negara Palestina.
“Kami tidak akan menerima Abu Dis atau Al-Eizariya, sebagai ibu kota Negara Palestina. Tanpa Yerusalem, yang diduduki pada tahun 1967, kami tidak akan pernah menerima negara ini,” tegas Abbas, lansir MEMO, Sabtu (8/2/2020)
Hal ini disampaikan saat penerimaan tokoh-tokoh resmi dan perwakilan masyarakat sipil di markas presiden di Ramallah, Kamis malam.
“Kami sekarang menghadapi kebenaran; kita menghadapi takdir dan pertempuran ini tidak akan menjadi yang terakhir. Kami tidak akan melepaskan hak kami yang diberikan oleh legitimasi internasional,” lanjut Abbas.
Dia juga menegaskan dalam pidatonya bahwa tidak ada konsesi di Yerusalem, dan pihaknya tidak akan menerima Abu Dis atau Al-Eizariya, seperti yang mereka inginkan.
“Ibukota kami adalah Yerusalem dan Al-Haram,” tandasnya.
“Singkatnya, ‘Deal of the Century’ (rencana perdamaian Trump) adalah kesimpulan dari Deklarasi Balfour, dan apa yang dikatakan Balfour pada tahun 1917 adalah apa yang sekarang disajikan kepada rakyat Palestina,” ujar Abbas.
Pekan lalu, Presiden AS Donald Trump mengumumkan “Deal of the Century” pada konferensi pers di Washington, di hadapan perdana menteri Israel Benjamin Netanyahu.
Rencana itu, yang ditolak oleh Otoritas Palestina dan semua faksi perlawanan, termasuk pembentukan Negara Palestina yang “terhubung”, dalam bentuk kepulauan yang dihubungkan oleh jembatan dan terowongan, dan menjadikan kota Yerusalem sebagai ibukota yang tidak terbagi untuk Israel.
(ameera/arrahmah.com)