(Arrahmah.com) – Selama ini kita mengenal Wright bersaudara, yakni Orville dan Wilbur Wright sebagai penemu pesawat terbang sekaligus manusia pertama yang berhasil terbang. Di sejumlah buku sejarah pun tertulis demikian.
Padahal, jauh sebelum itu, rancangan pertama pesawat terbang sudah ditemukan oleh ilmuwan muslim asal Andalusia yang hidup sekitar abad kesembilan. Ia bernama Abbas Ibn Firnas bin Wirdas at-Takurini al- Andalusi al-Qurthubi.
Abbas Ibn Firnas merupakan seorang filsuf serta penyair yang dididik dan dibina di salah satu kota di wilayah Cordoba, yakni Takurina. Abbas kemudian menjabat sebagai penyair kerajaan di ibu kota Cordoba.
Semasa hidupnya, pria yang fokus pada ilmu falak, fisika, juga matematika ini memang tumbuh besar di Cordoba. Kala itu, Cordoba menjadi tujuan bagi mereka yang ingin menimba berbagai ilmu pengetahuan.
Abbas Ibn Firnas mulai mengkaji beragam ilmu pengetahuan setelah mempelajari Alquran di Kuttab wilayah Takurina. Selanjutnya, ia belajar ilmu Islam lebih dalam di Masjid Cordoba. Kemudian, dia mulai mengadakan diskusi, seminar, dan ceramah dalam berbagai cabang ilmu syair, sastra, serta bahasa Arab. Meski begitu, Abbas Ibn Firnas tak hanya dikenal sebagai ahli bahasa sekaligus penyair andal, tapi juga pakar ilmu falak, kedokteran, matematika, hingga kimia.
Kecerdasannya sudah tak perlu diragukan lagi. Ia bahkan mampu menghubungkan satu cabang ilmu yang dikuasainya dengan cabang ilmu lainnya. Dengan begitu setiap ilmu mempunyai keterkaitan sehingga manfaatnya pun lebih luas.
Contohnya, melalui ilmu kimia yang dipelajarinya, Abbas Ibn Firnas dapat memahami cara pembuatan obat kebih perinci. Termasuk kaitannya dengan bidang kedokteran dan penerbangan.
Sebelum merancang pesawat terbang, Abbas Ibn Firnas sudah melakukan banyak riset serta penelitian. Ia mengkaji pula massa benda saat dihadapkan dengan udara dan pengaruh tekanan udara terhadap benda di ruang hampa udara. Ia terus melakukan penelitian tersebut. Sampai akhirnya bereksperimen menerbangkan diri.
Abbas Ibn Firnas mengenakan sayap burung buatannya lengkap dengan bulu-bulu yang terbuat dari sutra. Tak sembarangan, dirinya sudah memperhitungkan jumlah bulunya agar dapat menahan berat tubuhnya. Masyarakat segera berkumpul di pusat Kota Cordoba, saat Abbas Ibn Firnas mengumumkan akan melaku kan percobaan terbang. Mereka ingin melihat langsung bagaimana cara manusia terbang.
Pertama-tama, sang ilmuwan naik ke tempat tinggi untuk memulai uji cobanya. Selanjutnya, ia mengibaskan kedua sayapnya ke udara, lalu terbang. Percobaannya berhasil, Abbas Ibn Firnas melayang jauh bak burung.
Maka, tak heran bila ia disebut manusia pertama yang mampu terbang atau pilot pertama di dunia. Semua orang yang melihat aksi tersebut merasa takjub. Pasalnya, tak pernah ada yang berpikir sebelumnya kalau manusia bisa terbang. Dia membuktikan, benda padat mampu melayang di udara. Ia membuat tubuhnya ringan lalu menolak gravitasi bumi ketika meloncat dari tempat tinggi.
Kesuksesannya dalam menguji sekaligus menerbangkan alat buatannya pada tahun 852 menginspirasi para ilmuwan barat untuk mengembangkan pesawat. Dapat dikatakan, berbagai teori Abbas Ibn Firnas merupakan dasar dari industri penerbangan modern saat ini.
(fath/republika/arrahmah.com)