MAUNGDAW (Arrahmah.com) – Beberapa waktu lalu, tepatnya 21 Juli 2009, seorang Muslimah Rohingya diperkosa oleh salah satu anggota keluarga otoritas di desa Naribill (Kyaukpinseik).
Muslimah tersebut, Zahida Begum, belum menikah dan tinggal bersama ibunya. Seorang pemuda desa dimana ia tinggal selalu mengunjungi rumahnya dan membuat keributan atas hal-hal yang tidak dimengerti oleh Zahida dan ibunya. Ia mendatangi otoritas desa dan bertemu dengan Nawzir Hussain, putra Sultan dan mengadukan permasalahan yang ia alami serta mengatakan di rumahnya tidak ada anggota keluarga laki-laki.
Nawzir memintanya untuk memberikan sejumlah uang yang akan dibagikan kepada seluruh anggota otoritas di desa tersebut. Ia mengatakan tidak memiliki uang untuk diberikan kepada anggota otoritas karena ia miskin, dan akhirnya ia memberikan anting-anting miliknya, satu-satunya perhiasan yang ia miliki.
Esoknya, Nawzir mendatangi tambak udang yang dimiliki muslimah tersebut, yang menjadi sumber pencaharian keluarganya, dengan dalih akan menyelesaikan masalah. Merasa tidak ada orang lain di sana, muslimah tersebut pamit untuk pulang dan mengatakan hari hampir malam, ia harus pulang ke rumah untuk menemani ibunya yang sendirian di rumah. Tapi, Nawzir memaksanya untuk tetap berada di sana dan mengatakan anggota otoritas yang akan menyelesaikan masalahnya akan segera datang.
Namun, Nawzir tiba-tiba menyerangnya dan memperkosanya seperti binatang. Zahida berusaha berteriak minta tolong, tetapi tidak ada seorangpun di tambak tersebut yang letaknya di luar desa.
Setelah memperkosanya, Nawzir memberikan 20 gram emas dan memintanya untuk diam, tidak membicarakan hal tersebut ke penduduk desa.
Zahida pulang dengan wajah yang penuh air mata dan ia mengadukan apa yang dialaminya kepada ibunya. Ibunya lalu mengadukan masalah tersebut ke sejumlah sesepuh desa dan mengirimkan kasusnya ke Dewan Pembangunan Distrik (DPDC).
Kasus tersebut telah sampai ke tangan kepolisian setempat untuk dilakukan investigasi. Tapi otoritas desa tersebut membuat makar dan menyogok aparat kepolisian yang akhirnya membuat kasus Zahida berbalik menyerangnya.
Kini Zahida berada dalam persembunyian karena dirinya menjadi “buronan” yang tengah dicari-cari polisi atas kasus yang dibuat-buat. Semoga Allah memberi kesabaran padanya dan melindungi dirinya. Amien. (haninmazaya/arrahmah.com)