AFGHANISTAN (Arrahmah.com) – Ketika tentara kafir Inggris dan AS berkonsentrasi di selatan Afghanistan, wilayah yang lepas dari kontrol (Utara Afghanistan-red) dijadikan tambahan pos-pos penting oleh mujahidin Taliban.
Di kota Chahrdara di provinsi Kunduz misalnya, sejumlah penduduk melaporkan bahwa mujahidin Taliban membangun sistem administrasi menandingi pemerintah lokal, lengkap dengan sistem pengadilan.
Provinsi-provinsi di wilayah Utara Afghanistan -Balkh, Kunduz, Jowzjan, Faryab, Sar-e-Pul dan Baghlan- menjadi saksi pertempuran antara mujahidin Taliban melawan tentara kafir dalam beberapa bulan terakhir, seperti serangan-serangan bom ranjau dan operasi syahid.
Saat tentara kafir Amerika dan Inggris menganggap wilayah selatan harus ditangani dengan optimal, para pengamat memperingatkan bahwa wilayah utara yang luput dari kontrol akan membawa ancaman lebih dahsyat untuk mereka.
“Kekuatan para ‘militan’ membuat strategi tentara koalisi terfokus di selatan (Helmand dan Kandahar),” ujar Gilles Dorronsoro.
“Taliban memperluas gerak dengan merambah wilayah utara,” lanjutnya.
“Kami memiliki banyak indikasi yang memperlihatkan bahwa Taliban meningkatkan operasinya di utara,” ujar Mohammed Omar, Gubernur Kunduz.
“Penduduk mendukung Taliban karena mereka harus melakukan itu,” ujar Jenderal Mohamed Khalil Aminzada, Kepala Kepolisian Jowzjan. “Di sana tidak terdapat cukup polisi dan tentara dan kami tidak mampu memberikan keamanan untuk mereka. Mereka berada dalam kondisi ketakutan,” klaimnya.
“Tentara asing tidak menghormati hukum yang berlaku di Afghanistan atau tradisi dan adat penduduk lokal,” ujar Atta Mohamed Noor, Gubernur Balkh memberikan pandangan berbeda.
“Mereka (tentara asing-red) menangkapi penduduk Afghan tanpa alasan yang jelas dan itu menyebabkan terciptanya jarak antara pemerintah dengan penduduk, motivasi ini yang menjadikan penduduk lebih menghargai Taliban dan memilih untuk bergabung dengan mereka,” lanjutnya. (haninmazaya/GT/arrahmah.com)