PEKANBARU (Arrahmah.com) – Empat mahasiswa yang kini sedang dalam proses perkuliahan di Universitas Al Azhar mengaku masih trauma berat akan penyiksaan yang pernah dialami. Mereka mengaku ingin cepat kembali ke Tanah Air.
Mereka mangaku tidak mau berlama-lama di Mesir apalagi untuk mencari rezeki di negeri berjuluk seribu piramid tersebut.
“Adik saya Faturahman mungkin paling lama sampai September 2009 ini diwisuda. Dia curhat dengan saya kalau ingin cepat pulang begitu juga dengan lainnya. Adik saya mengaku tidak ingin lagi tinggal di Mesir apalagi untuk kerja di sana, mereka katanya sudah kapok,” kata Raudatul Firdaus, kakak salah seorang korban penyiksaan di Mesir, Sabtu (11/7).
Khusus adik Raudatul yaitu Faturahman yang kini duduk dibangku semester IV jurusan Tarwiyah, usai wisuda rencananya akan kerja atau melanjutkan kuliah di Indonesia.
“Jikapun tidak, mungkin adik saya akan melamar di klub-klub bola di Tanah Air, karena memang kepandaiannya sejak kecil adalah main bola kaki dan di Mesir juga dia selalu menjadi pemain andalan,” puji Roudatul pada adiknya.
Sementara menurutnya sampai hari ini juga keempat mahasiswa korban penyiksaan masih mengalami syok. Setiap malam mereka susah tidur dan selalu teringat atas insiden penyiksan.
Empat mahasiswa Indonesia yang kuliah di Al Ahzar yakni Faturrahman, Arzil, Tasrih, dan Sugandi. Mereka sempat ditangkap polisi setempat karena dituduh terlibat dengan jaringan teroris. Selama ditahan mereka sempat mengalami penyiksaan. (okz/arrahmah.com)