Belakangan ini Swat telah menjadi fokus utama baik dalam media nasional maupun internasional. Pemerintah Pakistan bersikeras bahwa mereka nyaris mengakhiri operasi membongkar jaringan mujahidin Taliban di sana dan menjanjikan bahwa perdamaian akan segera pulih di lembah tersebut.
Orang-orang yang ada di Lembah Swat mengetahui tentang klaim ini, tetapi karena propaganda yang tidak adil dan terus-terusan dari media mengenai mujahidin Taliban di Swat, hanya sedikit dari mereka yang mau peduli terhadap cerita yang benar. Dan di inilah cerita pemberani Mujahidin Taliban di Swat.
Gerakan Taliban di Pakistan sebetulnya bermula di Waziristan. Saat itu, pemerintah munafik Pakistan memerintahkan tentaranya menuju ke sana, di bawah tekanan salibis AS, untuk membersihkan Taliban Afghan Mujahidin lainnya, yang sesudah kejatuhannya di Kabul menyatukan diri di Waziristan dan kembali melakukan perang bergerilya melawan pasukan penjajah di Afghanistan.
Penduduk Waziristan setempat menolak angkatan perang Pakistan berada di sana dan setelah kehilangan banyak tentara, mereka terpaksa menandatangani transaksi perdamaian di wilayah tersebut.
Sejak saat itu gerakan Taliban menyebar dan secara bertahap menginspirasi penduduk di Swat sehingga penduduk meminta dan mendesak pengimplementasian aturan Syariah di Divisi Malakand.
TNSM
Di divisi Malakand, Tahree-e-Nifaz-e-Shariat-e-Muhammadi (TNSM) yang dibentuk oleh Sufi Muhammad (mertua Maulana Fazlullah) pada tahun 90-an untuk melaksanakan Hukum Syariat di Malakand namun metode mereka cenderung damai.
Mereka menggiring banyak massa ke jalan-jalan dan melakukan demonstrasi berminggu-minggu pada tahun 1994 untuk mendesak tuntutannya. Tetapi tuntutannya tidak pernah digubris oleh pemerintah.
Pada Oktober 2001, TNSM mengumpulkan semua anggota aktifnya dan mengirim mereka ke Afganistan untuk bertempur melawan AS yang memimpin invasi ke sana. Mereka berjumlah 14.000 orang. Kebanyakan dari mereka dipenjara di penjara Shabarghan setelah runtuhnya pemerintahan Taliban dan tidak sedikit yang syahid dan hanya beberapa orang di antara mereka yang bisa pulang ke rumah mereka di Malakand.
Sufi Muhammad sendiri berhasil kembali tetapi sebelumnya dipenjara selama 7 tahun. Pada tahun 2002 Jenderal Musharraf melarang TNSM dan pergerakannya hampir dibongkar. Sementara permintaan penduduk divisi Malakand (pelaksanaan undang-undang Sharia) masih juga tidak dijumpai.
Kebanyakan orang mengatakan bahwa kepimpinan TNSM melakukan banyak kecerobohan. Seperti misalnya, ketika TNSM memiliki banyak pengaruh untuk menekan pemerintah, mereka selalu menandatangani perjanjian damai yang tidak pernah dihormati oleh pemerintah munafik Pakistan.
Maulana Fazlullah
Sebagaimana wilayah lainnya di Pakistan, ada banyak mujahidin di Swat yang terlibat dalam Jihad di Kashmir dan Afghan. TNSM dan Mualana Fazlullah adalah salah satu di antara mereka tetapi dia tidak terlalu populer pada waktu itu.
Pada 2004, kelompok mujahidin Swat memutuskan memulai gerakan bersenjata terhadap pemerintah Pakistan sebagai bentuk pembalasan karena persekutuan Pakistan dengan AS. Pertama kali, mereka menyerang bank di wilayah Swat dalam rangka mengumpulkan dana untuk perjuangan mereka. Namun penyerangan mereka di bank tersebut gagal dan beberapa di antara mereka ditangkap sementara sejumlah lainnya syahid, termasuk Ustadz Farooq Shah yang menjadi pemimpin mereka pada waktu itu.
Maulana Fazlullah kemudian secara bertahap menjadi orang yang cukup dikenal pada tahun 2006 ketika ia mulai berdakwah di radio. Masih tercatat dalam ingatan, bahwa Lembah Swat merupakan distrik yang tentram di Pakistan dan karena keindahan alamnya, Swat menjadi salah satu tempat pariwisata nasional dan internasional. Namun karena banyaknya wisatawan yang datang kesana, perlahan penduduk Swat semakin jauh dari agama mereka.
Maulana Fazlullah memulai gerak melalui Amar bil-Ma’ruf dan Nahi Anil Munkir. Banyak para laki-laki muslim di tempat tersebut menjadi berjenggot dan banyak orang menghancurkan televisi mereka, sebagai salah satu alat yang akan mengikis keimanan, atas nasihatnya.
Beliau semakin dikenal hari demi hari dan oleh karena itu pemerintah mencium adanya ancaman dari keberadaan Maulana Fazlullah. Pemerintah menganggap bahwa pengaruhnya akan mengakibatkan mereka harus menerima tekanan untuk penegakan Hukum Syariat yang tidak pernah disentujui oleh pemerintah karena tekanan internasional.
Oleh sebab itu pemerintah membuat kerusuhan beberapa kali di dalam mesjidnya untuk menangkap Maulana Fazlullah, tetapi penduduk lokal menentang dan menggagalkan aksi memalukan pemerintah ini berkali-kali.
Pada tahun 2007, ketika para pelajar di Mesjid Lal dan Jamia Hafsa memulai pergerakan untuk menyelamatkan mesjid di Islamabad yang akan dihancurkan oleh pemerintah.
Seperti banyak pimpinan jihad lainnya di Pakistan, sebagai contoh Masood Azhar, Fazlur Rahman Khalil, Baitullah Mehsud, Faqeer Muhammad, dan lain-lain, Maulana Fazlullah pun ternyata menjadi ancaman tersendiri bagi pemerintah yang menyebabkan pemerintah munafik merasa perlu untuk melakukan operasi melawan Masjid Lal. Namun di sisi lain, akibat perilaku pemerintah itulah, mereka mulai memicu kebutuhan adanya Jihad mengangkat senjata melawan angkatan perang Pakistan di Swat.
Pada saat itulah, Maulana Fazlullah berhasil menghimpun dukungan dari para tetua mujahidin di lembah Swat yang telah memiliki pengalaman di Kashmir, Afghanistan, dan waziristan. Maulana HUssain Ali alias Tor Mullah atau Fatah Ustaz, yang mejadi wakil Panglima Abdullah Mehsud (ra) untuk beberapa tahun di Waziristan Selatan juga bergabung dengan front dan mendukung Maulana Fazlullah, dan karena itu ia diangata sebagai Pimpinan Panglima MIliter Tahrik-e-Taliban, di Swat.
Ketika pemerintah Pakistan memulai operasi melawan para pelajar di Masjid Lal dan Jamia Hafsa, banyak dari para pimpinan jihad yang melupakan kesepakatan yang telah dikhianati oleh pemerintah, termasuk Maulana Fazlullah ada di garis depan perlawanan. Oleh karena itu, pada saat angkatan perang pemerintah memulai operasi Masjid Lal, pada saat yang sama, hampir 20.000 pasukan diperintahkan untuk menuju Swat dan menangkap Fazlullah.
Maulana Fazlullah telah meminta pemerintah menghentikan operasi di Masjid Lal, meminta disahkannya implementasi Syariat di Malakand, dan menarik mundur semua pasukan dari Swat, tapi pemerintah tidak menyepakatinya. Maulana Fazlullah mendapatkan tekanan dari Taliban yang dipimpinnya agar segera melakukan jihad melawan pasukan boneka pemerintah. Dan akhirnya setelah gagal melakukan negosiasi dengan pemerintah, ia pun memerintahkan orang-orangnya untuk mengangkat senjata.
Operasi Rah-e-Haq (Anti Rah-e-Haq)
Tentara Murtad Pakistan
Awalnya, operasi di Swat di bawah komando FC. Taliban menyerang perkemahan mereka dan menaklukkan beberapa kamp juga memperoleh banyak persenjataan dari kamp ini yang bermanfaat bagi masa depan perjuangan mereka, termasuk 400 senapan G3.
Beberapa bulan berperang, militer pemerintah kembali mengambil kontrol di Swat dan memulai operasi berskala besar di wilayah tersebut dan sekitarnya. Di sisi lain, Taliban mengambil kontrol di banyak wilayah.
Oleh sebab itu, setelah dua bulan pertempuran, tentara dapat mengambil kembali wilayah ini kembali dan Taliban memulai persiapan untuk perang gerilya.
Dua bulan berikutanya, Taliban melancarkan kembali serangan mereka terhadap tentara dan kali ini mereka berhasil untuk memukul tentara di Swat. Pada saat yang sama mereka menegakkan pengadilan Islami dan penduduk pun senang dengan kemajuan tersebut. Segala yang tidak ada dalam tradisi Islam dilarang dan Taliban mencoba melaksanakan apa yang tertulis dalam al-Quran di banyak wilayah di Lembah Swat. Tentara memaksa untuk membatasi gerak Taliban. Namun setelah enam bulan pertempuran, Taliban mampu mengontrol Setelah enam bulan dari memerangi Taliban mampu mengontrol rute strategis tentara boneka tersebut, dan tentara yang terpusat di Swat merasa sangat kesulitan untuk memperoleh pasokan kebutuhan dan persenjataan.
Perjanjian Damai
Dan akhirnya setelah jatuhnya wilayah Shamozi ke tangan Taliban, militer pemerintah menghubungi Sufi Muhammad yang baru saja dibebaskan setelah tujuh tahun berada di dalam penjara, dan yang telah menciptakan wilayah Lower Dir yang aman dan tentram, untuk bertindak sebagai mediator perdamaian dan gencaran senjata pun disepakati. Pemerintah membolehkan implementasi Hukum Syariat 15 hari setelah gencatan senjata dan membebaskan semua mujahidin Taliban yang ditahan.
Pemerintah mendapat jaminan bahwa konvoi pasokan kebutuhan untuk pasukannya tidak akan diserang dan seluruh tentara yang disandera oleh Taliban pun akan dibebaskan.
Taliban segera melepaskan semua tahanan tentara pemerintah dan memberikan daftar 220 mujahid Taliban yang akan dirilis oleh pemerintah. Namun kemudian pemerintah tidak kunjung membebaskan para mujahidin dan tak juga menerapkan Syariah padahal sudah melampaui batas yang telah disepakati.
Oleh karena itu, ketegangan lagi-lagi meningkat dan Muhammad Sufi mengancam untuk meninggalkan perdamaian. Sehingga pemerintah sekali lagi melakukan negosiasi dengan Muhammad Sufi dan membebaskan sekitar 72 tahanan Taliban dan menyepakati batas waktu yang baru bagi penerapan Syariah.
Setelah dua bulan kesepakatan perdamaian, pemerintah menyepakati resolusi yang disahkan Dewan Perwakilan Rakyat dan Nizam-e-Adl mengenai pelaksanaan Syariah di divisi Malakand, tapi yang harus menjadi Qazi dan Qazi-ul Quza diputuskan melalui negosiasi antara pemerintah dan Muhammad Sufi.
Pada saat yang sama, ketika presiden munafik Asif Ali Zardari menandatangi Regulasi Nazim-e-Adl, tekanan internasional mulai mempengaruhi pemerintah terhadap kesepakatan yang telah dilakukannya dengan Taliban. Oleh karena itu, pemerintah mulai memerintahkan kembali tentaranya untuk pergi dan mengawasi Swat. Di sisi lain, Taliban mulai memasuki distrik Buner dimana penduduk setempatnya pernah menewaskan enam mujahidin dan membiarkan jenazah mereka di jalanan.
Pemerintah mengeluh pada Sufi Muhammad bahwa tindakan penaklukan Buner merupakan sebuah bentuk pelanggaran atas perjanjian damai. Sehingga Sufi memerintahkan mujahidin untuk kembali ke Swat.
Ketika Taliban kembali ke Swat, pada hari kedua, militer pemerintah memasuki Buner dan memulai operasi dari sana. Pada saat yang sama pemerintah terus-menerus ada di bawah tekanan dari Barat, kemudian memulai operasi militer di Lower Dir, tanah asal Sufi Muhammad.
Setelah beberapa hari, Sufi Muhammad mengumumkan bahwa ia telah mengakhiri kesepakatan damai karena militer boneka pemerintah telah memulai operasinya di Buner dan Lower Dir, juga mulai membangun kekuatan militer di Swat.
Operasi Rah-e-Rast (Anti Rah-e-Rast)
Ketika presiden munafik Asif Ali Zardari mengunjungi Obama di Amerika Serikat, angkatan bersenjata pemerintah memulai operasi lain. waktu itu operasi besar-besaran pun dilakukan, dimana angkatan udara Pakistan menyebutnya sebagai operasi terbesar sepanjang sejarah mereka.
Pemboman dimulai di Swat. Penduduk Swat diminta meninggalkan rumah-rumah mereka, meskipun pemerintah tidak akan bertanggung jawab atas konsekuensi pengungsian penduduk tersebut.
Setelah dua bulan pertempuran hebat dan karena banyaknya kerugian yang harus menimpa warga sipil dan kepemilikan mereka, mujahidin Taliban mulai bergerak ke pegunungan dan kembali mempersiapkan perang gerilya.
Militer boneka pemerintah mengklaim telah membunuh 1.600 mujahid Talibandalam operasi mereka namun sayangnya tidak ada satupun di antara media yang mempertanyakan dimana kuburan para mujahid yang terbunuh ini. Kali ini pemerintah munafikin Pakistan benar-benar menikmati dukungan seluruh partai politik untuk menyudutkan Taliban yang telah menolak mentah-mentah demokrasi dan sistem kufur lainnya yang diterapkan dalam pemerintahan Pakistan.
Pemerintah munafik pun menggunakan kekuatan penuh mereka dalam segala sisi untuk melawan Taliban. Yang paling berhasil adalah ketika mereka mempropagandakan perang. Namun Alhamdulillah mujahidin pun memainkan isi kepala mereka dan kerugian yang dialami oleh militer pun tidak kalah besar. Lebih dari 20 tank hancur dan banyak sekali kendaraan militer yang dibakar, di atas 150 unit di Swat, 42 di Lower Dir, dan 56 di Buner.
Pemerintah kelimpungan atas kerugian yang harus diderita oleh militernya di Swat. Dan rasio perbandingan tentaranya yang meninggal adalah 1:5. Segala hal, Alhamdulillah berpihak pada Taliban karena kepemimpinan dan kekuatan sumber daya manusianya yang tidak terkalahkan.
Namun di sisi lain, banyak sekali front militer yang berperang saat itu. Obama telah mengirimkan pasukan tambahan ke Afghanistan untuk memperoleh kemenangan melawan Taliban di negara tersebut dan pada saat yang sama, Obama pun memerintahkan pasukan boneka Pakistan untuk memulai operasi di seluruh FATA dan Swat.
Saat ini militer boneka pemerintah sedang ketar-ketir di beberapa titik operasi, yakni di Swat, Buner, Lower Dir, Upper Dir, Malakand, Orakzai, Khyber, Bajaur, Hangu, Bannu, Waziristan, Dara Adamkhel, dan lain-lain dan menurut laporan, militer pemerintah pun telah mulai disebar ke provinsi Helmand Afghanistan dimana AS memulai operasi besar-besaran mereka.
Akhirnya, saya hanya akan mengatakan bahwa militer boneka saat ini ada di bawah kontrol AS dan mereka bergerak kemanapun yang diperintahkan oleh salibis AS. Tahun ini (2009) merupakan tahun yang sangat penting dalam peperangan Afghanistan, sehingga militer boneka pemerintah memulai operasi di seluruh sisi Pakistan untuk membuat mujahidin Taliban di Pakistan sibuk dan tidak bisa ikut andil dalam perang di Afghanistan.
Seluruh senjata yang seharusnya digunakan di Afghanistan, musim panas ini sedang digunakan untuk melawan militer Pakistan. Militer Pakistan mencurahkan seluruh kekuatan mereka demi kepentingan AS. Namun Allah SWT berjanji pada kita bahwa munafikin akan memperoleh konsekuensi yang setimpal daripada orang kufur itu sendiri. Dan InsyaAllaah, hari itu tidak akan lama lagi ketika kita akan melihat pasukan salibis AS kalah di Afghanistan dan militer boneka Pakistan kalah di tanahnya sendiri.
Ya Allah, berilah pertolongan pada mujahidin dimanapun berada. Ya Allah, berikanlah mereka kekuatan dan keteguhan untuk berjuang di jalan yang benar. Ya Allah, selamatkan dan lindungi mereka. Ya Allah, izinkan kemenangan mujahidin datang dalam waktu secepat mungkin. Amiin Yaa Rabbusysyahada wal mujaahidiin.
Tulisan ini diambil dari catatan yang dibuat oleh Abu Zaid Al-Khurasani
(Althaf/arrahmah.com)