JAKARTA (Arrahmah.com) – Calon Wakil Presiden Prabowo Subianto menghadiri undangan istighotsah seribu kyai, ulama, dan pemimpin majelis taklim yang digelar Gerakan Muslim Indonesia Raya, Rabu (1/7) petang. Di sana dia mengatakan pencalonannya ini adalah jihad untuk kemaslahatan umat.
”Di hati saya hanya satu, yaitu bagaimana bangsa kita, rakyat kita, umat Islam di Indonesia bisa hidup layak, terhormat, dan tidak dalam lilitan kemiskinan, tidak sebagai bangsa yang selalu minta-minta, yang selalu diperas, dianggap remeh bangsa lain,” ujar Prabowo. Bangsa Indonesia, kata dia, harus menjadi bangsa yang hidup sejahtera dan makmur, karena Allah SWT sudah melimpahkan kekayaan alam yang luar biasa kepada negara ini.
“Kewajiban setiap pemimpin untuk mengelola dan menjaga kekayaan tersebut untuk kemaslahatan umat, kebaikan dan kemakmuran rakyat Indonesia seluruhnya, bukan untuk segelintir orang saja,” tegas Prabowo. Karena itu dia menghadap para kyai dan ulama – kebiasaan sejak masih menjadi prajurit ketika hendak berangkat perang – untuk minta doa restu.
Sebab, ujar Prabowo, pencalonannya ini adalah untuk mengabdi kepada bangsa dan negara. ”Saya anggap sebagai perjuangan besar, jihad untuk menyelamatkan masa depan 230 juta rakyat Indonesia dan (menyelamatkan) kekayaan yang diambil dari rakyat kita,” kata dia.
Sebelumnya, Zainuddin MZ yang menjadi dewan penasehat gerakan ini dalam sambutannya menanggapi tudingan Boediono kepada Prabowo dalam debat cawapres, Selasa (30/6) malam. Saat itu Boediono mengatakan visi PRabowo hanya impian yang tak akan terwujud dalam waktu dekat.
”Kemarin ada yang bilang bahwa Prabowo hanya bermimpi. Lebih baik kita bermimpi daripada memberikan kesempatan kepada pemimpin sekarang yang terbukti tak mengangkat keterpurukan,” kata Zainuddin. Kegiatan yang digelar di Tugu Proklamasi, Jakarta, ini bukanlah rangkaian kegiatan kampanye pasangan Megawati – Prabowo. Prabowo hadir hanya sebagai undangan.
Saat memberikan sambutan, Prabowo menyatakan tak bisa menyampaikan banyak hal karena ada mekanisme giliran kampanye. ”Tapi saya kira tidak salah seandainya seorang anak bangsa – seorang yang akan berangkat atau melakukan perjuangan berat untuk rakyatnya, umatnya, bangsanya – meminta doa restu dari para sahabat, kyai, dan ulama yang dia hormati,” ujar Prabowo.
Dicegat sebelum meninggalkan lokasi, Prabowo tak membantah bahwa pencalonan dirinya ini dia anggap sebagai sebuah jihad. ”Perjuangan. Berjuang. Jihad dalam arti berjuang untuk kemaslahatan,” ujar dia. Prabowo berharap dia tak akan mengecewakan harapan rakyat dan umat Islam. (republika/arrahmah.com)