PESHAWAR (Arrahmah.com) – Mujahidin Pakistan yang berada di wilayah barat laut telah membatalkan perjanjian dengan pemerintah munafikin dan bersumpah untuk melanjutkan peperangan, juga mengancam akan membentuk front baru untuk melawan tentara boneka pemerintah yang sudah kelimpungan bertarung di dua wilayah.
Militer mengatakan bahwa pihaknya tengah mendekati akhir penyerangan di daerah Swat, barat laut Islamabad, dan diperintahkan untuk melancarkan penyerangan selanjutnya dalam rangka mencari dan membunuh pimimpin Taliban Baitullah Mehsud di Waziristan Selatan, yang berbatasan dengan Afghanistan.
Salah satu faksi mujahidin di Waziristan Utara yang bersekutu dengan Mehsud, mengatakan bahwa pihaknya mengakhiri perjanjian dengan pemerintah munafik karena pemerintah tak bertindak apa-apa untuk menghadang serangan pesawat tak berawak AS dan tetap memerintahkan angkatan perang bonekanya ada di wilayah mereka.
“Pimpinan kami sudah memutuskan bahwa sepanjang serangan AS tetap dibiarkan dan pasukan keamanan tinggal di sini, tidak akan pernah ada kesepakatan,” kata juru bicara faksi, Ahmedullah Ahmedi melalui telepon dari lokasi yang tak diketahui.
Kafirin Amerika Serikat sudah melancarkan lebih dari 40 serangan pesawat tak berawak di barat laut Pakistan sejak awal tahun lalu, kebanyakan di Waziristan Utara.
Pakistan secara resmi memang menentang serangan. Namun sayangnya tidak ada tindakan lain yang dilakukan oleh pemerintah munafik Pakistan tidak pernah lebih dari mengecam dan mengecam. Namun, pejabat AS mengatakan serangannya ke Pakistan dilakukan di bawah persetujuan pemimpin Pakistan.
Sementara itu, pemerintah Pakistan mengatakan Mehsud dan pengikutnya di Waziristan Selatan akan menjadi terget operasi militer selanjutnya.
Pencarian Mehsud ini diimbali hadiah dari AS sebesar 5 juta dolar dan dari Pakistan sebanyak 50 juta rupee (615.000 dolar).
“Semua panglima kami telh diperintahkan melakukan penyerangan pada pihak manapun, terutama angkatan perang pemerintah, yang tetap membiarkan kaum muslimin terancam, dimana pun mereka ditemukan,” kata Ahmedi. (Althaf/rtrs/arrahmah.com)