COLORADO (Arrahmah.com) – Aktivitas sunspot atau bintik matahari yang selama ini menjadi misteri sekarang bisa dianalisa melalui simulasi komputer.
Dengan memahami dinamika kompleks pada sunspot, para peneliti bisa lebih mengerti dan memprediksi dampak potensial dari sistem komunikasi dan pola iklim badai geomagnetik yang ditimbulkan oleh fenomena ini.
Sunspot merupakan bagian permukaan matahari yang terdapat aktivitas magnetik yang intens. Percikan yang muncul berwarna lebih gelap daripada warna di sekitar permukaan matahari karena kondisinya lebih dingin, yaitu sekira 7.000 derajat Fahrenheit hingga 10.000 derajat Fahrenheit.
“Ini pertama kalinya ada sebuah model simulasi sunspot yang menyeluruh,” kata Mathias Rempel dari National Center or Atmospheric Research (NCAR) di Boulder, Colorado, seperti yang dikutip dari Livescience, Minggu (21/6).
“Bila Anda ingin memahami seluruh sistem pengendali atmosfer bumi, Anda harus memahami bagaimana sunspot bisa timbul dan berkembang,” tambahnya.
Lidah api matahari dan semburan korona ditemukan di bagian yang mengandung magnet aktif di sekitar kumpulan sunspot. Badai plasma ini mampu menembus atmosfer bumi dan mengacaukan arus, satelit dan sistem lainnya.
Perangkat model ini disimulasikan pada sebagian wilayah matahari yaitu seluas 31 ribu mil dan kedalaman sekira 3.700 mil. Pada area itu, simulasi tersebut menangkap sepasang sunspot yang berlawanan dengan daya tarik magnet.
Model itu memiliki kemampuan menunjukkan secara rinci pusat bagian yang gelap (umbra), yang menjauh dari bintik hitam tersebut ke luar (penumbra). (Althaf/okz/arrahmah.com)