BAGHDAD (Arrahmah.com) – Panglima AS di Irak mengklaim sebagian besar militernya sudah mematuhi perjanjian keamanan dengan Baghdad. Dan hal itu menjadi alasan yang mendukung semakin meredanya aktivitas mujahidin di negara tersebut, kata pejabat AS itu.
Pada Senin (15/6), Jenderal Ray Odierno mengatakan penarikan pasukannya dari area perkotaan sedang dilakukan seiringan dengan diserahkannya beberapa tanggung jawab atas 142 basis AS kepada angkatan perang Irak, Xinhua melapor.
Di hadapan konferensi pers di Baghdad, Jenderal Roy Odierno mencoba mengaitkan hubungan antara penarikan mundur pasukan AS dengan berkurangnya penyerangan yang dilakukan oleh al-Qaeda — yang selama ini jadi dalih AS untuk melakukan invasi atas kaum muslimin di Irak.
Odierno menegaskan AS sangat sungguh-sungguh atas rencana penarikan mundur pasukan AS yang terdiri atas penarikan dari ibu kota dan beberapa kora besar di Irak akhir bulan ini dan menarik mundur keseluruhan pasukannya secara tuntas menjelang 2011.
Tentara-tentara itu pun diperkirakan akan meninggalkan kota utara Mosul yang terus menjadi tempat terjadinya serangkaian serangan bom selama ini.
Meskipun ada administrasi baru AS ini seolah-olah memperlihatkan kesungguhannya untuk mengakhiri kehadiran (baca: penjajahan) militernya di Irak, namun semakin hari Pentagon semakin meningkatkan kebrutalan militernya yang terlalu yakin akan mengubah kekalahannya melawan mujahidin di negara kaya minyak itu, sehingga AS punya alasan untuk tinggal lebih lama. Dan semakin terlihat bahwa sebetulnya kejahatan AS tetap nampak meskipun Obama sudah meriasnya dengan slogan ‘politk pintar’ yang ‘lebih ramah’ terhadap negara-negara muslim.
Menjelang akhir bulan yang lalu, Kepala Staf Angkatan perang AS Jenderal George Casey mengatakan Washington seharusnya berusaha agar pasukan tempurnya bercokol di Irak selama 10 tahun lagi meskipun telah ada persetujuan. (Althaf/ptv/arrahmah.com)