KABUL (Arrahmah.com) – Penggunaan bom ranjau di Afghanistan meningkat drastis sekitar 80 persen pada tahun ini. Serangan ini diakui oleh NATO dan AS sebagai pembunuh nomer satu untuk tentara-tentara mereka.
“Ini merupakan masalah serius bagi kami,” ujar jurubicara NATO, Brigjen. Richard Blanchette.
Bom ranjau dikenal sebagai pembunuh nomer satu baik dalam perang Irak maupun Afghanistan. Ratusan tentara kafir tewas di kedua perang tersebut dalam waktu yang singkat. Taktik ini digunakan para mujahidin karena dinilai efektif.
Setiap harinya, dalam operasi militer yang dilakukan mujahidin Imarah Islam Afghanistan, selalu menghadirkan serangan bom ranjau untuk para musuh mereka. Kemarin (4/6), serangan bom ranjau menghantam konvoy kendaraan militer tentara kafir AS di selatan Afghanistan dan berhasil membunuh sedikitnya lima tentara kafir AS.
NATO melaporkan bahwa serangan bom ranjau yang menyebabkan 60 persen kematian para tentaranya juga melukai ribuan tentaranya. Namun NATO tidak bersedia merilis data spesifik kecelakaan yang diakibatkan oleh serangan bom ranjau ini, mereka mengatakan data masih dalam proses.
“Di wilayah manapun tertanam bom-bom tersebut,” lanjut Blanchette.
Hingga saat ini, militer kafir AS dan NATO belum berhasil menghadang peningkatan serangan bom ranjau yang dipersiapkan oleh mujahidin untuk mereka. Bom-bom tersebut ditanam dengan rapi dan meledak tepat pada waktunya saat para tentara musuh melintas di atasnya. Walaupun AS mengklaim memiliki teknologi canggih pada kendaraan militer mereka yang mampu mendeteksi adanya bom ranjau, namun faktanya hampir seratus peresen bom ranjau yang ditanam mujahidin berhasil meledak dan mengakibatkan kecelakaan mematikan untuk tentara musuh. (haninmazaya/arrahmah.com)