SWAT (Arrahmah.com) – Mujahidin Taliban Pakistan pada Senin (25/5) menyeru warga sipil untuk kembali memasuki Lembah Swat, mereka berjanji para sipil tidak akan mengalami kecelakaan terkait perang yang dihembuskan pemerintah Pakistan memerangi Taliban di wilayah tersebut.
Lebih dari 2 juta sipil melarikan diri dari Lembah Swat menuju distrik terdekat menghindari wilayah pertempuran antara Taliban dengan tentara pemerintah Pakistan. Namun di tempat pengungsian, mereka hidup dengan keadaan yang sangat memprihatinkan. Untuk itu Taliban menyeru kepada para sipil tersebut untuk kembali pulang dan berjanji akan melindungi mereka dari serangan-serangan para tentara murtadin Pakistan.
Kekurangan bahan pangan dan air menjadi permasalahan utama para pengungsi, dan pemerintah Pakistan seperti tidak memperhatikan mereka, padahal bantuan dana yang masuk dari negara-negara Barat mengalir deras ke kantong-kantong mereka. Taliban tidak ingin membiarkan mereka hidup seperti itu.
Negara-negara Barat, khususnya AS, sangat mendukung kebijakan pemerintah Paksitan melakukan operasi militer menekan Taliban, namun AS tidak ingin disalahkan atas apa yang menimpa para sipil yang menjadi korban aksi militer tersebut. Karena operasi militer yang dilancarkan pemerintah Pakistan menyerang wilayah-wilayah sipil, desa-desa yang dihuni oleh sipil muslim.
Jurubicara Taliban, Muslim Khan berbicara pada Senin Sore bahwa Taliban tidak akan mengajukan gencatan senjata dan para tentaranya akan memberikan perlindungan di kota-kota yang menjadi target operasi militer Pemerintah Pakistan.
“Aku meyeru penduduk Mingora untuk kembali ke rumah masing-masing dan memulai aktivitas keseharian mereka seperti biasanya dan kami akan melindungi kalian bahkan dari satu peluru pun,” ujar Khan dalam sebuah pembicaraan melalui telepon.
Lebih dari 20.000 sipil yang tinggal di Mingora. 3.000 diantaranya mengungsi ke distrik tetangga.
“Kami tidak memiliki apapun untuk dimakan. Kami tidak mendapatkan air. Kami tidak mendapatkan obat-obatan dan tidak ada satu dokter atau rumah sakit pun yang merawat kami,” ujar Liaqat Ali, salah satu pengungsi.
Dalam sebuah pertemuan, Perdana Menteri munafikin Yousuf Raza Gilani meminta Amerika untuk memberikan bantuan lebih banyak lagi untuk para pengungsi khususnya dari wilayah Swat. Dan Washington telah menyetujui akan memberikan bantuan sekitar 110 juta dollar untuk Pakistan. Sejak awal dilancarkannya operasi militer oleh pemerintah Pakistan, mereka mendapat aliran dana cukup deras dari AS, namun entah dikemanakan dana-dana tersebut dan mengapa para pengungsi hidup dalam keadaan serba kekurangan selama berminggu-minggu.
Untuk menyenangkan hati majikannya, Islamabad mengklaim berhasil menghabisi sekitar 1.100 anggota Taliban dalam pertempuran. Namun hingga kini tidak ada bukti nyata atas klaim-klaim yang mereka keluarkan. (haninmazaya/arrahmah.com)