DEPOK (Arrahmah.com) – Dinas Kesehatan Kota Depok memastikan sebanyak 90 persen balita gizi buruk di Depok mengidap penyakit tuberkulosis (TBC). Hal itu sesuai hasil pemeriksaan Dinas Kesehatan periode Januari 2009 kepada seluruh balita gizi buruk di 63 kelurahan.
Kepala Bidang Bina Kesehatan Keluarga (Binkesga) Dinas Kesehatan Kota Depok, Dewi Sarifah mengatakan, hampir seluruh balita gizi buruk di Depok memiliki flek TBC di paru-paru mereka. Hal itu, kata Dewi, disebabkan oleh lingkungan atau sanitasi yang buruk dan tidak sehat di sekitar tempat tinggal.
“Selain itu kondisi fisik balita gizi buruk itu kan lemah, daya tahan tubuhnya juga rentan terhadap virus dan bakteri, hal itu karena kurangnya asupan gizi,” jelasnya di Balai Kota Depok, Jalan Margonda Raya, Depok, Selasa (19/5).
Untuk mengatasi masalah TBC pada balita gizi buruk, Dinas Kesehatan sudah memberikan obat anti-TBC (OAT) dan penyuluhan kepada orangtua mengenai asupan gizi di 30 puskesmas dan posyandu.
“Penanggulangan gizi buruk kan tergantung dari keadaan anak. Ada yang dirawat di rumah, dengan diberikan makanan tambahan pemulihan selama 90 hari, ada juga yang dirawat di panti gizi buruk,” katanya.
Gizi buruk, lanjut Dewi, disebabkan oleh kondisi ekonomi orangtua balita serta ada pula karena kurangnya pengetahuan orangtua mengenai asupan gizi. “Seperti di Depok, ada balita down syndrome atau kesadarannya menurun, berbadan kurus dan kecil, sehingga mengalami gizi buruk,” tuturnya.
Hingga pertengahan tahun 2009, jumlah balita gizi buruk di Depok sebanyak 460 balita di mana kondisi ini terbanyak di kecamatan Pancoran Mas. Dinas Kesehatan Kota Depok juga masih membuka dua panti pemulihan gizi buruk di dua kecamatan, kecamatan Cimanggis dan Pancoran Mas untuk mengentaskan balita gizi buruk. (Althaf/okz/arrahmah.com)