PARIS (Arrahmah.com) – Perancis setuju untuk menyediakan Pakistan nuklir yang sama dengan yang mereka sediakan bagi India sebelumnya dengan syaratk tidak boleh dikembangkan.
Pada Jumat (15/5), Presiden Perancis Nicolas Sarkozy memberi kepastian pada rekannya munafikin Asif Ali Zardari selama kunjungan pemimpin Pakistan tersebut ke tempat tinggal Sarkozy di Paris.
“Perancis setuju mengirimkan teknologi nuklir sipil ke Pakistan… Mereka setuju bahwa Pakistan sebaiknya diperlakukan sama seperti India,” kata Menteri Luar Negeri Pakistan Shah Mehmood Qureshi mengenai pertemuan.
Paris, juga, bersumpah memberikan 16,2 juta dolar AS untuk membantu korban sipil yang harus mengungsi dari tempat tinggalnya di sebelah utara Pakistan.
Keterbukaan Perancis ini muncul sebagai sikap yang bertentangan dengan perdebatan yang kerap kali melingkupi persenjataan nuklir Pakistan yang menjaid bahan perebutan.
Satu hal menarik ditemukan, seorang ilmuwan kontroversial Pakistan Abdul Qadir Khan telah memasarkan jaringan nuklir secara gelap lebih dari satu dekade sebelum adanya pembongkaran dan pengakuannya beberapa waktu belakangan ini.
Ketidakseriusan Islamabad terhadap Perjanjian non-Perkembangan Nuklir (NPT) juga dipakai sebagai salah satu standar apakah Pakistan memenuhi syarat untuk menerima bantuan ataukah tidak dari Perancis.
Lewat kesempatan tersebut, Perancis juga ikut mendesak Zardari untuk memberantas semua kelompok mujahidin yang menurut mereka akan mengancam kedaulatan Pakistan dan negara sekitarnya.
Serangan militer yang bertubi-tubi di perbatasan dengan Afghanistan telah mengirimkan Taliban ke Pakistan dimana semua kota utama saat ini telah diambil alih dan kental dengan pengaruh para mujahidin.
Para mujahidin Taliban saat ini begitu ditakuti, karena disinyalir akan mengambil alih fasilitas nuklir Pakistan, yang dijadikan alasan oleh Washington untuk mendukung keberadaan tentaranya di negara tersebut setelah Afghanistan. (Althaf/ptv/arrahmah.com)