WASHINGTON (Arrahmah.com) – Seorang pejabat tinggi AS mengatakan bahwa Washington tidak akan menghentikan serangan udaranya di Afghanistan yang seringkali menyebabkan tewasnya warga sipil di negeri tersebut.
Dalam rangkaian penyerangan terakhir pada Selasa (5/5), sekitar 150 warga sipil termasuk perempuan dan anak-anak terbunuh ketika pesawat perang AS menjatuhkan bomnya di dua desa di distrik Bala Baluk di provinsi Farah.
Presiden Afghanistan Hamid Karzai sekali lagi meminta Washington menghentikan serangan udara di negaranya pasca insiden mematikan di Farah.
Serangan juga menimbulkan protes selama berhari-hari di Kabul dan kota besar lainnya di seluruh Afganistan. Pada Minggu (10/5), ratusan mahasiswa di Kabul memprotes hilangnya jiwa yang tidak berdosa oleh serangan AS.
Tetapi Penasihat Kemanaan Nasional AS Jenderal James Jones mengatakan di Washington pada Minggu (10/5) bahwa permintaan seperti itu bisa menghalangi usaha angkatan perangnya yang sedang melawan mujahidin Taliban.
“Kami tidak bisa berperang dengan satu tangan yang tidak berbuat apa-apa di belakang punggung kami,” kata Jenderal Jones, sambil berpendapat bahwa Presiden Karzai “tahu bahwa kami sudah seharusnya mempunyai kekuasaan militer penuh ketika kami membutuhkannya,” kata Jones pada ABC news.
Penyerangan tersebut telah menyebabkan gesekan antara pemerintah Kabul dan Presiden Barack Obama yang dituduh mengeluaran kebijakan yang sama dengan pendahulunya administrasi Bush di negara Asia Selatan itu.
Serangan pesawat tak berawak AS yang berdalih menyerang tempat persembunyian para mujahidin di perbatasan dengan Pakistan itupun telah mengakibatkan kematian penduduk sipil yang benar-benar tanpa dugaan.
Waktu tujuh setengah tahun invasi AS yang telah menyebabkan kematian warga sipil dalam jumlah yang besar, tetap membuat Presiden AS Barack Obama bersikeras ikut campur dengan dalih ‘menjaga stabilitas keamanan’ Afghanistan menugaskan 21.000 orang tentara tambahan ke negara tersebut. (Athaf/ptv/arrahmah.com)