AMMAN (Arrahmah.com) – Budak berhala salib Paus Benedictus XVI menyeru perdamaian antar agama pada hari kedua kunjungannya ke Timur Tengah, dengan mengatakan bahwa agama seharusnya menjadi kekuatan yang menyatukan bukan menjadi sumber pemecah-belah.
Selama berpidato di mesjid al Hussein di ibukota Yordania, Aman, pada Sabtu (8/5), ia mengatakan manipulasi agama adalah akar perpecahan yang sebenarnya.
“Tentu, kontradiksi ketegangan dan perpecahan antara masing-masing pengikut agama, sayangnya, tidak bisa disangkal.”
“Tetapi, apkah hal itu bukan hanya kasus yang lebih sering merupakan manipulasi ideologis agama, kadang-kadang untuk sebuah akhir yang politis. Itulah penyulut yang sebenarnya bagi ketegangan dan perpecahan, dan pada waktu yang sama menjadi tindakan kekerasan dalam masyarakat?” bual Benedictus XVI.
Dia mengatakan muslim dan kristiani harus bekerja keras agar bisa terlihat sebagai hamba yang taat bagi Tuhannya.
Selain itu, Paus mendesak dunia internasional untuk melakukan setiap usaha melindungi minoritas Kristen yang berada Irak.
“Saya mendesak diplomat dan komunitas internasional bersama para pemimpin politik dan agama lokal untuk mengusahakan jaminan terhadap komunitas Kristen di tanah yang dimuliakan ini yang menghendaki adanya hidup damai dan saling berdampingan dengan saudara setanah-air mereka,” katanya.
Front Aksi Islami mengatakan sebelumnya bahwa kunjungan Paus Benedictus XVI ke Yordania seharusnya ditolak mentah-mentah karena Paus telah mengeluarkan pernyataan yang cukup kontroversial pada 2006.
Benedictus menyebutkan di pertengahan teksnya yang menggolongkan sebagian dari ajaran Nabi Muhammad saw sebagi ajaran “iblis dan tidak manusiawi”.
Sejauh ini dia bahkan tidak meminta maaf atas kejahatannya tersebut. Justru, dalam pidatonya pada Sabtu (8/5), Pangeran Ghazi bin Muhammad, munafikin penasihat urusan agama Raja Abdullah, berterima kasih pada orang kafir itu atas penyesalan yang sepertinya tampak atas khutbah yang diberikan Benedictus tahun 2006.
Setelah Yordania, ia kembali melanjutkan misi menyebarkan bualan dan propagandanya ke wilayah Israel dan Palestina. (Althaf/arrahmah.com)