KABUL (Arrahmah.com) – Satu investigasi yang dilakukan bersama oleh otoritas Afghan dan militer AS menunjukkan bahwa kematian warga sipil Afghan termasuk perempuan dan anak-anak yang terjadi minggu ini benar adanya.
Rincian pemeriksaan mengakui adanya kematian sipil Afghan secara besar-besaran yang diterbitkan hari ini (8/5). Warga sipil Afghan dibunuh pada bombardir Selasa (5/5) lalu di distrik Bala Baluk, provinsi Farah oleh tentara salibis AS.
Balqis Roshan, salah satu anggota dewan provinsi mengatakan, dia meyakini lebih dari 150 sipil Afghan menjadi korban serangan udara tentara AS.
Abdul ghafar Watandar, kepala polisi setempat menambahkan 17 rumah hancur dalam serangan dan lebih dari 120 sipil tewas. Sumber menambahkan, hingga saat ini pencarian korban yang terjebak dalam puing-puing masih dilakukan.
Satu tim yang melakukan investigasi dari Palang Merah Internasional mengonfirmasikan serangan membunuh lebih dari 100 sipil Afghan.
“Kami benar-benar dapat memastikan kecelakaan di kalangan sipil,” ujar Jessica Barry, jurubicara Palang Merah Internasional.
Namun, militer salibis AS tetap berkelit dengan mengatakan bahwa Taliban menggunakan posisi sipil sebagai tameng. Seperti biasa, mereka akan mencari-cari alasan untuk menutup-nutupi kesalahan fatal yang mereka lakukan.
Setelah jelas bahwa yang menjadi korban adalah sipil Afghan, lalu tindakan apa yang akan dilakukan oleh otoritas Afghan? Akankah mereka berani menendang keluar seluruh pasukan keparat tersebut dari tanah Afghanistan agar tak terjadi lagi pembantaian massal? Ataukah mereka akan mencari satu propaganda baru untuk menyudutkan posisi mujahidin dan mempertahankan kehadiran tentara AS serta para sekutunya di sana?
Otoritas AS hanya mampu berucap, “kami benar-benar meminta maaf atas jatuhnya korban sipil yang tak berdosa” yang dikatakan oleh Hillary Clinton. (haninmazaya/arrahmah.com)