SRINAGAR (Arrahmah.com) – Di daratan Kashmir yang diduduki, aktivis hak azasi manusia India mencatat, Gautam Navlakha mengatakan bahwa setiap Muslim Kashmir adalah korban dari satu atau beberapa kekerasan dan lebih dari 60.000 Muslim Kashmir telah mengalami penyiksaan yang dilakukan oleh tentara-tentara India sejak 20 tahun lalu.
Gautam Navlakha menyatakan hal tersebut ketika melakukan sebuah seminar bertajuk “Kampanye Melawan Penyiksaan”, yang diorganisir oleh Gerakan Kebenaran Jammu dan Kashmir bekerjasama dengan Koalisi Masyarakat Sipil Jammu dan Kashmir (JKCCS) di Baramulla, mengatakan fenomena penyiksaan yang telah berlangsung dari waktu ke waktu, hanya dapat dihentikan jika mereka ditekan untuk keluar dari Kashmir.
Navlakha melanjutkan penyiksaan-penyiksaan tersebut menggunakan persenjataan yang dilarang yang selalu digunakan di Kashmir untuk menahan meningkatnya pergerakan yang memperjuangkan kemerdekaan.
Aktivis hak azasi tersebut berkata jika dipandang dari sudut definisi penyiksaan yang dikeluarkan oleh PBB, maka setiap orang di Kashmir adalah korban dari penyiksaan “mereka hidup di bawah tekanan lebih dari 700.000 tentara India.”
“Siksaan fisik telah terlihat jelas dengan adanya bekas-bekas luka namun siksaan mental yang dirasakan oleh setiap penduduk Kashmir, tidak memiliki bukti-bukti nyata,” ia menambahkan.
Aktivis lainnya, Pervez Imroz mengatakan, India telah menggunakan siksaan sebagai senjata untuk meneror penduduk Kashmir dan menahan pergerakan politik untuk memperjuangkan kemerdekaan. “99 persen dari penduduk Kashmir yang ditangkap, mendapat penyiksaan.” (haninmazaya/kms/arrahmah.com)