ISLAMABAD (Arrahmah.com) – Salah satu pemimpin Mesjid Merah (Lal) Pakistan, telah dibebaskan dari penjara thagut Pakistan tiga hari lalu (15/4) setelah dua tahun berada dalam penjara. Ia kembali mengisi Khutbah Jumat (17/4) dan membakar semangat jihad para pengikutnya.
Ia memberi khutbah di sebuah mesjid dimana otoritas Pakistan di bawah kepemimpinan Pervez Musharaff pernah mengepung dan menyerang mesjid dan madrasah tersebut yang meletuskan pertempuran antara tentara Pakistan dengan ratusan santri.
Dihadiri sekitar 3.000 jamaahnya, ia mengatakan “Berkah Allah, pengorbanan kita tidak akan sia-sia dan Islam tidak akan diimplementasikan hanya di Pakistan, namun di seluruh pelosok bumi,” ujar Aziz diikuti pekikan takbir para jamaahnya yang memenuhi ruang mesjid juga jalan di luar mesjid.
“Kami orang-orang yang cinta kedamaian, tapi jika jalan kami dihalangi maka kalian telah menyaksikan apa yang terjadi di Swat dan Fata,” lanjutnya.
Sebelum memulai khutbah, jamaah meneriakkan yel-yel jihad, “Sabeeluna, Sabeeluna : al-Jihad! al-Jihad!!” Atmosfer terasa memanas dan kegembiraan terlihat di wajah-wajah para jamaah. Mereka semua adalah saksi mata peristiwa dua tahun silam. Khutbah ini menjadi pemicu semangat berjihad, para jamaah mendengarkan dengan terkesima dan mulut mereka tidak lepas mengucapkan Asma Allah, subhanallah dan pujian-pujian lainnya.
“Aku katakan kepada kalian untuk bersiap-siap melakukan pengorbanan untuk Islam. Hari ini tidak akan jauh dimana Islam akan menguasai keseluruhan negeri. Apa yang kita lihat di Swat dan di wilayah pedalaman di Pakistan adalah hasil dari pengorbanan-pengorbanan Mesjid Merah, para santri, para penduduk yang syahid (Insya Allah) dalam peristiwa tersebut.”
Ia melanjutkan dengan mengatakan misi ke depan penerapan syariah di Pakistan.
“Insha Allah, hari ini tidak akan jauh ketika Islam akan diterapkan di seluruh Pakistan. Perjuangan kita akan berjalan dengan tenang dan kita akan melanjutkan perjuangan ini untuk menerapkan Islam di negeri ini.”
Ke depan, jihad di Pakistan akan lebih memanas dan kita akan melihat peran yang dimainkan oleh Maulana Abdul Aziz dalam iklim jihad di Pakistan.
Dibebaskan dengan syarat
Pada Rabu (15/4), pengadilan Pakistan membebaskan Maulanan Abdul Aziz dengan syarat jaminan uang sebesar 2.500 USD.
Pengacaranya mengatakan 27 kasus yang melawannya, 25 diantaranya dapat diselesaikan dengan jaminan, salah satu kasus ditunda.
Mesjid Merah, pada Juli 2007 menjadi berita utama di setiap media di seluruh dunia. Ratusan orang menjadi korban kebiadaban tentara Pakistan pada saat itu. (haninmazaya/arrahmah.com)