SWAT (Arrahmah.com) – Taliban telah mendeklarasikan wilayah Lembah Swat merupakan daerah yang bebas dari hukum pemerintah Pakistan.
Sufi Muhammad mengatakan pada Rabu (15/4) bahwa hukum Islam atau Syariat Islam adalah keputusan yang diambil oleh para “militan” di wilayah pegunungan yang tidak akan pernah tunduk atau menolak sistem atau hukum yang digunakan pemerintah Pakistan atau sistem lainnya di luar Islam.
“Penunjukkan Qadhi (hakim dalam Islam) akan diikuti oleh terbentuknya darul qaza (pengadilan Islam). Keputusan dari dua institusi ini tidak akan pernah tunduk pada sistem pengadilan yang digunakan Pakistan atau Mahkamah Agung Pakistan,” lanjutnya.
Ini merupakan tantangan baru pemerintah Pakistan sehari setelah mereka menyetujui secara resmi penerapan Syariah Islam di Lembah Swat sebagai bentuk pengakuan kekalahan mereka kepada para mujahidin. Selama beberapa bulan terakhir, tentara pemerintah Pakistan melakukan pertempuran dengan mujahidin Taliban di Pakistan. Namun tentara pemerintah tidak mampu menghalau laju kekuatan mujahidin.
Telah banyak kritikan kepada pemerintah Pakistan yang menyetujui penerapan syariah di Lembah Swat. Menurut para kritikus, hal tersebut hanya akan melebarkan sayap “militan” dan pengaruh mereka ke seluruh sudut negeri Pakistan.
Salah satu kritik datang dari pemimpin munafik Afghanistan, Hamid Karzai, “Kami tidak ingin campur tangan atas urusan dalam negeri Pakistan.” Namun jurubicara kepresidenan meneruskan, “Menyerahkan beberapa bagian wilayah kepada “teroris” kan menghasilkan konsekuensi yang mengerikan dalam jangka panjang.”
Ucapan Munafiqin Hamid Karzai melalui jurubicara nya seakan-akan menggambarkan bahwa hukum Islam adalah hukum yang amat mengerikan hingga menghasilkan konsekuensi yang mengerikan.
Ghazni Salahuddin, salah seorang pemimpin suratkabar di Pakistan mengatakan “posisi yang telah diambil oleh Taliban di Lembah Swat tidak dapat kami terima. Ini berarti terdapat sebuah negara dalam negara.”
“Bagian mana yang tertinggal untuk demokrasi di Pakistan?” ujar Salahudin. “Apa yang sedang terjadi di Pakistan adalah tanda mundurnya demokrasi. Demokrasi kita sedang diserang.”
CBS melaporkan otoritas Pakistan tidak dapat melakukan apapun. Kini pos polisi dan pos tentara tinggal bangunan-bangunan kosong.
Dalam peristiwa yang berbeda, komunitas Sikh yang hidup di wilayah Orakzai mulai membayar jizyah kepada Taliban.
Komunitas Sikh dapat hidup dengan bebas di wilayah tersebut dalam perlindungan Taliban. (haninmazaya/bbs/arrahmah.com)