GENEWA (Arrahmah.com) – Masalah Palestina sedang berada di ambang penghapusan dari draft awal dokumen negosiasi Durban II. Dan sangat disesalkan, usulan tersebut tidak hanya datang karena keinginan para peserta konferensi terhadap partisipasi AS dan Israel yang mengancam absen, namun datang juga dari usulan negara-negara Arab yang seharusnya membela nasib tanah saudaranya sendiri.
Pada Rabu (8/4), seorang pejabat yang tidak ingin disebutkan namanya mengatakan bahwa beberapa negara-negara Arab merekomendasikan agar kasus Palestina tidak dimasukkan dalam pembicaraan Durban mendatang.
Meskipun kemajuan penting mengenai masalah Palestina telah disusun dalam Konferensi Dunia Melawan Rasisme (WCAR) yang digelar di Durban pada tahun 2001, rekomendasi terakhir yang diusulkan oleh negara-negara Arab tersebut seolah meruntuhkan usaha para pendukung pro-Palestina.
Konferensi 2001 pada mulanya tidak hanya dimaksudkan untuk mengatasi masalah Palestina dan Israel. Namun, perlawanan kuat Amerika terhadap setiap kritik yang termotivasi oleh praktek rasialis Israel -kekerasan yang ekstrim, pencurian tanah, pembangunan dinding pemisah, pemukiman, pendudukan militer berlarut-larut, dsb- menjadikan isu tersebut sebagai isu sentral konferensi.
Israel dan perwakilan AS terpojokkan ke dalam protes dan sentimen anti-Israel dan anti-Semit sentimen yang terdapat dalam konferensi.
Para pejabat mengatakan usulan baru yang dibuat oleh beberapa negara Arab sejauh ini telah mendorong kasus Palestina memiliki kemungkinan yang besar untuk dihapus pada pembahasan konferensi mendatang.
Konferensi Dunia melawan Rasisme, Diskriminasi Rasial, dan Xenophobia dijadwalkan akan berlangsung di Genewa, 20-25 April mendatang.
Israel, Amerika Serikat dan beberapa negara lainnya memutuskan untuk tidak berpartisipasi dalam konferensi berikutnya. Amerika Serikat akan berpartisipasi dalam konferensi di Genewa (Durban II) April ini jika isu yang spesifik mengecam Israel dihilangkan, dan memastikan bahwa Israel tidak bukanlah satu-satunya objek kritikan dalam konferensi tersebut.
Sentimen anti-Israel mulai muncul dan membesar setelah Israel meluncurkan serangan membabi buta terhadap Jalur Gaza dengan menggunakan senjata konvensional dan inkonvensional, dan menyebabkan ribuan warga Palestina, yang kebanyakan terdiri dari perempuan dan anak-anak, tewas. (Althaf/arrahmah/ptv)