JAKARTA (Arrahmah.com) – Masih ingat virus Conficker yang siap menginfeksi jutaan komputer dan mengakibatkan kiamat di jaringan internet? Namun, virus ini dinilai terlalu dibesar-besarkan. Vendor antivirus justru kejatuhan rezeki akibat pemilik komputer yang ketakutan.
Virus Conficker memang berbahaya, tapi kehadirananya sekaligus mengangkat popularitas perusahaan antivirus. Pada awal 2009 virus Conficker yang diperkirakan berasal dari China itu sudah menginfeksi jutaan komputer di seluruh dunia.
Virus ini juga mendapat liputan besar media terkenal, dan menjadi headline Koran New York Times dan Washington Post. Akibat pemberitaan yang luar biasa, kepopularan Conficker telah melampaui Blaster yang merajalela pada 2004.
Bahkan jika dicari dengan mesin pencari Google, kata “conficker” menghasilkan hasil 21,4 juta. Sungguh luar biasa, jumlah itu menunjukkan informasi tentang virus itu sangat melimpah tersedia di internet.
Selama ini Conficker hanya menginfeksi komputer, namun tidak melakukan apa-apa. Pada tanggal 1 April lalu, mutasi Conficker seharusnya bisa menunjukkan maksud sebenarnya dari si pembuat virus.
Pakar kemanan komputer dari perusahaan anti virus mengeluarkan peringatan, Conficker mungkin saja akan melakukan sesuatu yang luar biasa. Conficker bisa mencuri informasi keuangan, mengirim email sampah, merusak komputer yang terinfeksi atau melumpuhkan situs tertentu.
Jika dilakukan jutaan komputer yang terinfeksi, maka bisa menyebabkan kemacetan internet, bahkan jaringan bisa kiamat.Hingga kini meskipun Conficker telah sukses menginfeksi jutaan komputer korbannya namun masih belum jelas motif ekonomi dibalik penyebaran virus itu.
Sebaliknya perusahaan antivirus diuntungkan karena mendapat iklan gratis sejak virus itu mendapat liputan besar. Selama lima hari terakhir, pencarian untuk kata “computer virus” melonjak dua kali lipat.
Sementara untuk pencarian “computer worm” mencapai empat kali lipatnya, menurut catatan Google Trends. Kedua kata kunci pencarian itu terus memiliki popularitas tertingginya selama lebih dari tiga tahun.
Akibat publikasi itu perhatian orang pada keamanan internet makin meningkat dan menurut analis Gartner John Pescatore, yang diuntungkan adalah perusahaan anti virus. Kehadiran virus itu mampu melonjakkan revenue perusahaan semacam McAfee dan Symantec.
“Jelas ada pasar keamanan cyber yang didorong oleh adanya ancaman. Saat ancaman tidak ada, belanja konsumen turun. Sementara ancaman yang dipublikasikan secara besar akan mendorong revenue. Conficker yang bahkan muncul di MTV membuat konsumen ketakutan dan segera mengupdate software antivirusnya,” jelasnya.
Masih terlalu cepat untuk menghitung nilai bisnis yang didapat dari pemberitaan besar-besaran Conficker. Namun F-Secure menyebut terdapat software palsu yang memanfaatkan momentum itu.
Produk semacam Conficker-removal.org dan Antispyware2009.com mengiklankan penghapus Conficker dijual US$ 40. Alih-alih bermanfaat, produk itu sama sekali tidak ampuh utnuk menghalau Conficker, jutru sebaliknya PC terinfeksi software berbahaya.
Namun ancaman Conficker memang belum lewat dan bisa menimbulkan pusing kepala. Pakar keamanan internet mengingatkan komputer yang terinfeksi Conficker dapat berkomunikasi dengan komputer lain yang juga terkontaminasi. Penulis virus bisa menjadikan komputer itu sebagai apapun, sampai kapanpun hingga virus itu dihapus.
Sebenarnya infeksi Conficker telah mulai turun secara signifikan dibandingkan puncaknya pada Januari yang mengifeksi 10 juta komputer. F-Secure mengingatkan ada 20.000 virus lain yang muncul tiap hari dan lebih aktif dibandingkan Conficker.
“Saat ini masih ada jutaan user yang terinfeksi malware lain, yang mencuri data pemilik komputer dan bisa kehilangan uang. Itu lebih berbahaya dibandingkan Conficker,” kata F-Secure dalam laporannya. (arrahmah/inilah)