ISLAMABAD (Arrahmah.com) – Islamabad mengatakan sekitar dua puluh warga Inggris sudah kembali ke negaranya sesudah menyelesaikan latihan di kamp Al-Qaeda di pedalaman Pakistan.
Para tersangka diperkirakan berusia antara 17 dan 23, dan empat di antara mereka rencananya akan ditempatkan di Afghanistan untuk melawan tentara gabungan yang dipimpin oleh AS, berdasarkan laporan Inter-Services Intelligence (ISI) Pakistan pada Rabu (25/3).
ISI mengamati secara mendalam lebih dari 20 orang Britania yang telah menghabiskan waktu dengan kelompok-kelompok mujahidin di wilayah perbatasan Afganistan, menurut reportase media.
Orang-orang itu mengaku datang ke Pakistan untuk mengunjungi keluarga, belajar, liburan, atau menjadi relawan, kata sumber.
Selembar dokumen yang disusun oleh ISI diperkirakan akan dibagi dan diserahkan kepada pasukan antiteror Inggris.
Tetapi, beberapa media Inggris mengatakan pejabat ISI Pakistan sepertinya tidak mempedulikan tentang aktivitas orang Inggris tersebut di negaranya.
“Kami tahu jumlah orang Inggris di Pakistan yang mengikuti aktivitas mencurigakan itu sangat tinggi–mungkin ratusan–tetapi terus-terang, ini bukan prioritas Pakistan,” seperti yang dikatakan ISI dalam Sky News.
“Badan intelejen kami mempunyai hal lain yang lebih harus dikhawatirkan dan orang-orang ini tidak melakukan kejahatan apa pun di atas tanah Pakistan,”
Inilah mengapa Perdana Menteri Inggris Gordon Brown kemudian mengatakan bahwa aktivitas para mujahidin di pegunungan Afganistan dan Pakistan sangat mempengaruhi kota-kota di Inggris.
“Kami harus memutus rantai terorisme yang menghubungkan pegunungan Afganistan dengan jalan-jalan di Inggris,” ujar Brown.
Pejabat Inggris mengatakan tiga perempat aksi teror yang diselidiki oleh Inggris mengarah pada Al-Qaeda dan Pakistan.
Pemerintah Inggris cemas mengenai prospek ancaman para mujahidin di negerinya. Meskipun sudah tidak ada lagi serangan maut sejak Juli 2005. (Althaf/arrahmah/ptv)