Direktur Jenderal International Atomic Energy Agency-IAEA, Muhamad ElBaradei mengingatkan bahwa serangan terhadap Iran akan menjadi bencana dunia dan justeru akan mendorong negara itu untuk membuat bom nuklir.
“Hal itu akan sangat kontraproduktif dan akan menjadi bencana besar,” tegas ElBaradei dalam diskusi tentang pengembangan nuklir di ajang Forum Ekonomi Dunia, Kamis (25/1), di Davos, Swiss.
Dalam sesi bertema “Stopping the Spread of Nuclear Weapons’ “, di hadapan peserta Forum yang terdiri dari para politisi dan pengusaha dunia, ElBaradei mengatakan, satu-satunya langkah untuk maju adalah melalui upaya diplomasi.
“Bicara soal aksi militer, hanya akan menjadi bumerang,” tukasnya.
Ia melanjutkan,”Hal itu akan memperkuat tangan orang-orang di Iran untuk mengatakan ‘ayo buat bom nuklir untuk melindungi kita’. ”
Menurut ElBaradei, bentuk paksaan tidak akan dike sampingkan. Tapi ia mengingatkan agar hal itu tidak dilakukan secara tergesa-gesa. Ia mencontohkan kasus Irak, di mana tidak ditemukan senjata nuklir-seperti yang dituduhkan AS-setelah AS menginvasi negara itu.
“Kita harus menjaga perdamaian. Dan jika dunia internasional gagal melakukan itu, konsekuensinya akan sepuluh kali lebih buruk,” tegas ElBaradei
“Saya harap, kita berhenti bicara tentang opsi militer dan lebih fokus untuk menemukan solusinya,” sambungnya.
Senada dengan ElBaradei, Pakistan-negara yang juga sedang mengembangkan nuklirnya, melalui Menlu Shaukat Aziz juga menentang serangan ke Iran.
“Jika ada aksi militer, akibatnya adalah bencana besar, bukan hanya di kawasan Teluk tapi juga di seluruh dunia,” ujar Shaukat.
Sementara mantan presiden Iran, Muhammad Khatami mendesak agar semua pihak tenang untuk meredakan ketegangan terkait masalah nuklir Iran.
“Saya harap, akan lebih baik jika kita menenangkan situasi. Kita betul-betul butuh kesabaran dan pemahaman, dan tidak menjadi emosional,” ujar Khatami.
Beberapa minggu belakangan ini, pemerintahan Bush menunjukkan sikap yang lebih keras terhadap Iran. Seperti diketahui AS menuduh Iran sedang membuat bom nuklir lewat dan mengancam akan menyerang Iran jika negara itu tidak mematuhi ‘titah’nya untuk menghentikan program nuklirnya.
Ancaman AS menimbulkan kekhawatiran di kalangan politisi dan pebisnis dunia. Apalagi AS sudah memerkan kekuatannya dengan mengirimkan sejumlah kapal induknya ke kawasan Teluk.
Sikap AS ini didukung sekutu dekatnya Israel. Negara Zionis ini juga menyatakan tidak akan mengesampingkan kemungkinan untuk menyerang Iran.
Dewan Keamanan PBB sendiri sudah menjatuhkan sangsi pada Iran pada bulan Desember, karena menganggap Iran tidak mau memenuhi perintah mereka untuk menghentikan pengayaan uraniumnya. Menyusul sangsi itu, pekan ini Iran menyatakan melarang 38 pemantau nuklir IAEA masuk ke Iran.
Apa yang dikhawatirkan dunia internasional, oleh sebagian pihak dinilai agak aneh. Karena AS dan negara-negara sekutunya seperti Inggris, Perancis bahkan Israel-lah yang sebenarnya telah memiliki dan terus mengembangkan senjata nuklirnya, bukan Iran. (ln/thestaronline)