(Arrahmah.com) – Wawancara berikut merupakan wawancara Kavkavcenter dengan Naib Emir (wakil Emir) Mujahidin di Kaukasus Supyan Abdullayev. Naib Supyan berbicara mengenai pesan utama pernyataan terkenal Emirat oleh Emir Dokka Abu Usman, tentang tersebar luasnya penyimpangan agama di dunia Muslim, mengenai lambang negara dan batas Emirate Kaukasus, tentang nasib terakhir basis militer Rusia di Kaukasus, tentang prospek perundingan dengan orang-orang kafir, dan tentang harga mahal yang harus dibayar orang Palestina untuk khayalan Hamas.
KC: Polemik yang terkait dengan pernyataan pernyataan Emirat Kaukasus oleh Emir Dokka Abu Usman lambat laun sudah reda. Dalam waktu singkat, orang tahu ‘siapa itu siapa’.
Di antara mereka banyak dari itu yang menempatkan diri mereka sendiri Sebagai pendukung kemerdekaan Ichkeria, sudah seperti lawan utama Syariah. Sebagaimana kita saksikan sekarang, beberapa dari mereka tergesa-gesa untuk pergi ke perkemahan orang murtad Kadyrovite.
Selama ini mereka sudah menyebarkan banyak terkaan dan fitnah, dan khususnya, mencoba menciptakan kasus seolah-olah ada perdebatan di antara Mujahideen, terhadap pernyataan Emirat Kaukasus.
Mereka membuat pengistilahan seperti ‘emiratians’ dan ‘green commissars’‘. Sebenarnya, pendukung Mujahidin tidak membiarkannya tak dijawab, menamai lawan kita ‘demokrat’ dan ‘democratians’. Apakah sikap Mujahidin atas persoalan ini berubah?
Emir Supyan: Posisi Mujahideen jelas lewat video maupun pernyataan langsung Mujahidin sendiri. Posisi ini tidak berganti, dan tidak akan berganti, kebanyakan pandangan tersebut bermula dari pernyataan pengungsi yang ketakutan. Dan kata-kata seperti “Emiratians”, “green commissars”, dan lain-lain hanya menunjukkan isi kepala orang-orang itu, seberapa jauh mereka dari agama Islam. Mereka sakit karena kemunafikan mereka. Mereka tidak tersinggung atau terhina jika dinamai “demokrat”, bahkan sebaliknya, mereka senang. Seperti itu pulalah jauhnya mereka dari Jihad dan Mujahidin. Oleh karena itu saya tidak memahami sedikitpun polemik dengan mereka.
Saya akan senang memperhatikan persoalan lain, yang terlupakan dalam perdebatan. Setelah membaca artikel dan menonton video yang dikirim kepada kami dari Eropa dan Turki, saya sudah menyadari bahwa perdebatan sedang berlangsung terutama seputar pernyataan Emirat. Dan terdorong oleh lawan kami dengan tujuan tertentu. Tetapi Emir kami, sebelum mendeklarasikan Emirat Kaukasus, mengatakan banyak hal penting. Lebih banyak lagi hal penting, yang merupakan persoalan yang lebih prinsipil.
Ia mengatakan bahwa dia menolak segalanya dibangun oleh Taghut. Ia menolak pendapat, undang-undang, lembaga, batas yang ditetapkan Thagut untuk kaum Muslimin, dan bentuk pemerintahan yang dipaksakannya. Ia mengatakan apa yang Allah perintahkan dalam al-Quran. Ia mengucapkan kata yang tidak bisa diterjemahkan dengan dua cara, kata-kata yang jelas dan dapat dimengerti oleh siapapun.
Pernyataan Emirat Kaukasus merupakan pernyataan yang logis. Pernyataan tersebut adalah pernyataan politis alami yang mendasar. Pernyataan itu sendiri menceritakan kesetiaan pada monotheisme, kepada Tawhid. Adalah Tawhid yang menuntut kita untuk menolak Taghut mana pun. Dan penolakan lisan kita tak berarti apapun jika tidak ada tindakan di belakangnya. Karena Islam, seluruhnya, adalah tindakan.
KC: Ya, dan tindakan ini menyebabkan banyak celaan dan tuduhan menghancurkan negara, CRI, dan lain-lain?
Emir Supyan: Agaknya, keberadaan orang yang meracuni warga Chechnya atas isu ini perlu diperangi. Orang yang tidak berpengalaman dalam bidang politik pun tahu bahwa Jihad tidak bisa dipimpin oleh seorang presiden, seorang kanselor, seorang pembicara atau seorang putra mahkota. Jihad dipimpin oleh Imam atau Emir.
Setelah begitu lama kita dibuat bingung di bawah penindasan orang-orang kafir, kita sudah tak lagi tahu dimana Islam kita berakhir dan dimana agama orang-orang kafir itu bermula. Oleh karena itu ada peringatan bagi kita dalam al-Quran:
“Hai orang-orang yang beriman, jika kamu menaati orang-orang yang kafir itu, niscaya mereka mengembalikan kamu ke belakang (kepada kekafiran), lalu jadilah kamu orang-orang yang merugi.”[QS Ali Imran,3:149]
Kita sudah mencampurkan segalanya, dan melakukannya sejak dulu. Kita berbicara tentang doa, berpuasa, syariah, namun kita juga merayakan tahun baru, hari ulang tahun, merujuk pada undang-undang internasional, piagam PBB dan ketidaknormalan lainnya…
Selain itu, ketika orang Muslim mencela untuk mengonsumsi minuman anggur, dia tidak menyangkal bahwa hal tersebut adalah dosa, dilarang. Tetapi ketika dia mengatakan bahwa berpartisipasi dalam Pertandingan Olympiade ialah melalaikan, pendewaan, dia heran dan mulai untuk mempertanyakan apa buruknya hal tersebut, toh sekedar pertandingan saja…
KC: Benar, secara umum, hal tersebut sangat jelas, namun, bagaimana menerangkan apa jeleknya hal tersebut?
Emir Supyan: Baik, pikirkan sendiri, dari sini mereka pergi dan menyalakan api di gunung Olympus di Yunani, hal ini seolah menjadi ‘suci’, banyak sekali orang buru-buru dan berkumpul di sekitarnya, sekitar api yang dibawa beberapa ribu kilometer melewati banyak negara menuju negara tempat olimpiade tersebut diselenggarakan.
Lalu wakil dari negara muslim yang berbeda, Tunisia, Maroko, Mesir, Turki dan lain-lainnya, membaur dengan orang-orang kafir dan melakukan ritual berjalan mengelilingi stadium, di bawah api itu. Pada Pertandingan Olympiade terakhir di Beijing, Arab Saudi berjalan di barisan pertama.
Apa yang menarik, jika semua utusan Muslim itu diminta berpartisipasi di prosesi Paskah, mereka akan menolak. Mereka akan mengatakan bahwa adalah kebiasaan Kristen, kami tidak dibolehkan. Tetapi berarak membawa dan mengelilingi api “suci” Olympiade menjadi soal berbeda. Menurut pengertian menyimpang mereka, hal tersebut boleh dilakukan.
Lihat saja Arab Saudi yang gemar menempatkan diri sebagai seorang pengikut monotheisme. Mereka menentang jimat, menyembah kuburan, batu, pohon dan manifestasi lain pendewaan. Tetapi mereka membolehkan api Pertandingan Olympiade dan Olympiadenya sendiri. Sungguh nyata, mereka melakukan itu untuk keuntungan politik.
KC: Banyak orang heran, sejauh mana batas kegigihan Emirat? Apakah lambang negaranya?
Emir Supyan: Bendera adalah salah satu yang biasanya digunakan sebagai latar jika Emir Abu Usman kami muncul. Adalah bendera hitam dengan tulisan putih mengenai asas keimanan kaum muslimin (Laa ilaaha illa Allaah, Muhammadun arrasuulu Allah). Bendera ini dikibarkan oleh Mujahidin di setiap sudut bumi kaum Muslimin.
Tidak ada himne, tak ada undang-undang dasar, tak ada lambang atau omong kosong lainnya. Kami tidak bermaksud menjadi ‘bagian undang-undang internasional’. Seperti yang kami bilang, hal itu merupakan jalur yang keliru, jalur khayalan.
KC: Tetapi, bagaimana kita mesti menentukan batas. Karena syariah seharusnya didirikan di wilayah tertentu, sejauh yang saya tahu?
Emir Supyan: Ya, benar. Persis, sekarang kami sedang menegakkan syariah di wilayah yang ada di bawah kontrol kami. Dan wilayah itu adalah hutan dan gunung dari laut ke laut. Dan itulah wilayah kami, insya Allaah! Kami sudah menafsirkan kembali banyak konsep baru-baru ini.
KC: Tetapi kontrolnya menjadi relatif.
Emir Supyan: Ya, relatif, cara yang sama dengan yang dilakukan orang-orang kafir dan murtad ketika menguasai daratan Kaukasus. Kontrol selalu relatif selama perang.
Melihat kondisi ini, saya pun akan mengatakan hal yang sama. Orang gemar membuktikan hak sejarah mereka atas beberapa negeri dan wilayah. Semua konflik yang terjadi dalam kalangan minoritas disebabkan oleh batas-batas ini.
KC: Tetapi konflik itu terdorong di atas oleh kebijakan imperialis.
Emir Supyan: Sekalipun akan tidak ada kebijakan yang menjajah, perselisihan wilayah ini tidak akan berakhir. Sejauh yang saya ingat, di antara desa pun perselisihan terus-menerus terjadi mengenai batas-batas tersebut.
Tetapi batas Emirat adalah persoalan berbeda. Emir Abu Usman secara jelas menunjukkan alamatnya, bahwa dia tidak bermaksud menentukan batas Emirat saat ini. Persoalan ini terbuka.
KC: Bisa dirinci?
Emir Supyan: Saya rinci, persoalan batas Emirat, atau, persisnya penentuan batas sebelumnya dari Emirat, persoalan ini akan dipecahkan setelah gencatan senjata pertama dengan orang-orang kafir.
Itu berarti bahwa kami bermaksud bertahan dengan banyak wilayah, sebanyak kekuatan yang kami miliki, dan insyaAllaah, kami sedang mengumpulkannya, kekuatan, dan akan mengakumulasikannya. Jika kami tidak mempunyai kekuatan, tidak akan ada pula pengertian untuk menggambar batas-batas itu sama sekali.
KC: Apakah anda berpikir bahwa Kremlin akan berunding dengan Mujahideen dan menawarkan perdamaian? Padahal mereka sudah membuat lebih dari enam instalasi militer utama di wilayah Nokhchicho. Sekitar 300 ribu tentara dipusatkan di basis Ichkeria dan sekitarnya. Mereka hampir akan terpaksa menggunakan perundingan.
Emir Supyan: Memandang instalasi militer utama dan militer Rusia dan konco-konconya, mereka bukan sebuah kekuasaan saat ini, melainkan sasaran yang rapuh. Tentara mana pun menjadi sasaran selama perang gerilya kami, baik yang dipusatkan di beberapa lokasi maupun yang bergerak.
Dan pada momen krisis politik yang serius, instalasi militer utama ini akan menjadi sandera, seperti yang sudah terjadi, ketika pemimpin Chechnya Jokhar Dudayev menguasai. Oleh sebab itu, sejauh ini belum diketahui,yang akan mengambil alih instalasi dan basis militer itu suatu saat.
Mengenai perundingan… Salah satu hasil utama pernyataan keimanan yang benar (syahadat) adalah pemikiran benar, pengertian yang benar dan mengevaluasi apa yang terjadi.
Kami tidak mempunyai hak untuk menawarkan perdamaian ke orang-orang kafir. Hal tersebut merupakan kesalahan besar pada kebijakan sebelumnya. Karena Allah memperingatkan di al-Quran:
“Janganlah kamu lemah dan meminta damai padahal kamulah yang ada di atas dan Allah beserta kamu dan Dia sekali-kali tidak akan mengurangi amal-amalmu.”[QS Muhammad,47:35]
Oleh karena itu menawarkan perdamaian ke orang-orang kafir dikesampingkan. Tetapi dalam al-Quran juga dikatakan:
“Dan jika mereka condong kepada perdamaian, maka condongkanlah kepadanya dan bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”[QS Al-Anfal,9:61]
Dan mereka akan menawarkannya. Tetapi kami tidak akan menyetujui perdamaian yang mana pun. Orang-orang kafir biasanya menawarkan perdamaian yang ditukar dengan penolakan syariah oleh orang Muslim. Mereka mengatakan: “Kami tidak akan membom dan membunuh anda, jika anda akan menyetujui undang-undang kami”.
KC: Jadi, kesepakatan mana pun yang mengorbankan agama kita akan dikesampingkan?
Emir Supyan: Persis! Ini adalah pertanyaan yang benar. Perang, cita-cita, hasil yang ingin kami capai, sekarang ditafsirkan kembali. Untuk sementara waktu, kami berjihad secara defensif. Tetapi, insyaAllaah, dalam waktu dekat kami akan memberikan ultimatum terhadap orang-orang kafir atas bumi yang mereka pakai untuk korupsi dan menyebarkan kotoran mereka.
KC: Ada lagi pertanyaan yang menganjal: Apa yang anda pikirkan, akankah ada sedikitnya batas utara Emirat?
Emir Supyan: Pemeo Chechnya terlintas dalam pikiran saya sekarang: “Yetti, yetti, ghiba vakqa iza”, atau “Ghiba vallats tokha tsunna”. Maksud ucapan ini adalah: “Kalahkan, sampai dia menyeberang Ghoba”, atau “sampai dia melewati Ghoba”. Orang biasanya mengatakan hal yang sama waktu menasehati anak mereka.
Banyak orang tidak mengerti arti dari ungkapan ini. Intinya adalah bahwa Ghoba adalah Kuba. Oleh sebab itu nenek moyang kami terdahulu sudah menemukan di mana tempat untuk mengejar [orang-orang kafir]. Tetapi bagi saya kata-kata tersebut lebih bermakna kami akan mengejar musuh lebih banyak lebih jauh daripada Ghoba.
Hal yang utamanya adalah bahwa kami dan semua yang bersimpati pada kami, sebaiknya tahu, bahwa kami tidak bermain dalam ‘undang-undang internasional’, ‘kedaulatan’ atau ‘hidup berdampingan damai’ dengan orang-orang kafir. Seperti pengertian dipahami dunia saat ini, yang menjadikan kaum muslimin mengandalkan siapa saja atau apa saja selain Allah, dan membawa kaum Muslimin ke dalam penderitaan yang berlipat ganda.
KC: Ya, contohnya tidak begitu sukar untuk ditemukan. Sungguh tidak menyenangkan untuk mendengarkan pernyataan politik pemimpin Hamas. SubhanAllaah, mereka sedang mengandalkan Barat, pada Uni Eropa, pada Obama! Mereka mencoba menekankan kesetiaan mereka pada demokrasi, mereka memperoleh keutamaan ketika menyerahkan seorang Mujahid kepada intelejen Mesir, dan menamainya seorang “anggota Al-Qaeda”.
Emir Supyan: Khayalan dan ilusi Hamas adalah dalam rangka menghargai orang Palestina. Zionis sudah mempertunjukkan kegeraman mereka di negeri itu selama 60 tahun, mereka membasmi orang Muslim dengan sangat biadab. Secara teratur, Zionis secara membom dan menyerang, mengeroyok dan dan melakukan operasi militer skala besar. Pada waktu yang sama, Hamas tidak memiliki pengorganisasian bom elementer bagi perlindungan orang-orang. Itu berarti, mereka tidak serius menyiapkan diri untuk perang. Dan anda tahu, ada tak ada yang seperti itu sudut dunia Muslim manapun, yang akan begitu ‘gemuk’ karena terisi uang negara Arab [untuk warga Palestina].
KC: Terakhir, apa yang anda inginkan pada para Mujahidin muda dan yang bersimpati pada perjuangan kita?
Emir Supyan: Saya hanya akan mengingatkan diri sendiri dan saudara-saudara kita, yang paling utama, tujuan utama hidup kita adalah mendapatkan ridha Allah. Untuk mengingatkan, bahwa kemenangan adalah godaan yang sama seperti kekalahan. Oleh karena itu kemenangan sebaiknya tidak menyebabkan kita tinggi hati, dan kekalahan sebaiknya tidak menjadikan kita putus asa.
Jalan ini kita pilih, dan kita tidak akan berpaling darinya. Jika cita-cita Jihad meninggikan kalimat Allah, maka kita sebaiknya mengencangkan setiap usaha hanya untuk itu. Dan hasilnya hanya Allah yang tahu, segala puji hanya kepada-Nya Yang Maha Tinggi.