Ketika Rusia tengah mengenang 20 tahun penarikan tentara Soviet dari Afghanistan, Ervand Ilynsky, pendaki dari Kazakh, menceritakan misi rahasia di hari pertama pendudukannya.
15 Februari 1989, Mikhail Gorbachev, Perdana Menteri Uni Soviet, memerintahkan untuk menarik mundur seluruh pasukannya dari Afghanistan.
Hampir dua juta penduduk Afghan, mayoritas warga sipil, dan lebih dari 14.000 tentara Soviet, tewas selama sembilan tahun pendudukan Soviet di Afghanistan.
Banyak tentara Soviet tewas dalam pertempuran, tetapi sebagian mereka tewas sebelum mencapai Kabul. Ini adalah satu peristiwa tersembunyi, yang terjadi dua hari sebelum Soviet melakukan invasi ke Afghanistan.
Di akhir Desember 1979, satu pesawat militer membawa lebih dari 67 pasukan payung mendapatkan kecelakaan, dua hari sebelum Soviet melakukan invasi, di pegunungan Hindu Kush, sekitar 80 Km dari Kabul.
Pada 26 Desember 1979, satu kelompok yang terdiri dari 8 pendaki Soviet dengan menggunakan jaket wool merah mengatakan akan melaksanakan operasi penyelamatan sipil dari Ibukota Kazakh, Almaty daerah tetangga pegunungan Pamir.
Seorang Jenderal muda dengan seragam Angkatan Udara Soviet, tiba-tiba datang mendekati mereka.
“Kita buat kesepakatan,” ujarnya. “Kamu berikan kami paspor kalian, dan aku akan memberikan kalian pistol.”
“Pistol?” ujar salah seorang pendaki. “Kenapa?”
Tapi Jenderal tersebut tidak menjelaskan apapun.
“Apa yang terjadi? Kemana kalian akan pergi?” ujar Ervand Ilynsky, ketua tim pendaki.
Jawaban sangat singkat namun cukup jelas, “Afghanistan.”
Tiga puluh tahun telah berlalu, Ilynsky yang sekarang berusia 68 tahun menceritakan hal tersebut seperti baru terjadi kemarin.
“Kami tidak mengerti tentang apa yang terjadi. Kami tidak mengetahui mengapa Soviet melakukan invasi, tidak ada seorang pun yang tahu, pejabat mengumumkan hal tersebut sehari setelah peristiwa tersebut,” ujarnya seperti yang dilansir Al-Jazeera.
“Tapi ketika pesawat Soviet yang membawa kami ingin mendarat di Kabul, kami melihat ratusan tentara Soviet di bawah kami. Kami memulai pencarian untuk memenuhi keingintahuan kami.”
Pertama, helikopter-helikopter militer tiba, lalu diikuti dengan tank, angkatan udara dan terakhir angkatan darat.
Hafizahullah Amin, Presiden Afghanistan saat itu mengetahui pergerakan Soviet, tapi yang tidak ia tahu adalah bahwa ia masuk dalam daftar kematian oleh tentara Soviet.
Ketika Ilynsky dan regunya mendarat di bandara Kabul, Angkatan khusus Soviet, yang dinamakan kelompok Alpha, bersiap-siap untuk membuat keributan di istana kepresidenan.
27 Desember 1979, Amin tewas dibunuh. Dan perang pun dimulai.
Ilynsky mengatakan ketika ia dan kelompoknya, para pendaki yang tidak pernah terlatih dan mengetahui seluk-beluk kemiliteran, terbawa ke dalam tipu muslihat perang, mereka tidak dapat mempercayai hal tersebut.
Tapi mereka sadar bahwa mereka tidak dapat kembali.
“Kami telah memberitahu militer bahwa sebuah pesawat Soviet jatuh di suatu tempat di pegunungan dan kami harus berada di sana untuk memulai operasi penyelamatan,” ujar Ilinsky. “Walaupun operasi tersebut sangat berbahaya.”
Mereka menyaksikan mujahidin menembakkan senjata-senjata mereka ke tank-tank dan helikopter-helikopter Soviet, beberapa ratus meter dari kendaraan tempat mereka diangkut, kendaraan milik pasukan darat.
Beruntung, mujahidin tidak menembaki kelompok Ilynsky. “Aku mengira, saat mereka melihat delapan orang menggunakan jaket wool merah, sangat asing dan terlihat berbeda dengan seragam tentara, mereka pikir mungkin kami adalah anggota organisasi relawan,” ujarnya.
“Jaket tersebut yang menyelamatkan kami di sana, tapi kami mulai mengkhawatirkan nyawa kami, jadi kami meminta militer untuk mempersenjatai kami.”
Salju yang lebat
Tim penyelamat telah diturunkan di lokasi yang sudah diperkirakan, namun pilot tidak mampu menurunkan tim ke pegunungan Hindu Kush.
“Sangat dingin di sana, kami berada di ketinggian 4.680m dari permukaan laut, dan salju sangat tebal.”
“Salju menutup tubuh-tubuh tentara tersebut.”
“Setiap kami merasakan terdapat sesuatu di bawah kaki kami, kami mulai penggalian. Kami menemukan kaki, tangan bahkan kami juga menemukan kotak hitam pesawat.”
Tidak ada tentara yang selamat. Seluruh tentara tewas terkubur salju.
Mereka tewas sebelum mencapai Kabul, tempat yang menjadi tujuan mereka.
Hanya lima dari keseluruhan tim yang masih hidup, Ilynsky, Kazbek Valiev, Nikolay Panteleev, sergei Fomin dan Yury Popenko. Tiga di antara mereka meneruskan ekspedisi beberapa tahun kemudian. (Hanin Mazaya/arrahmah.com)