GAZA (Arrahmah.com) – Brigade Izzudin Al-Qassam, menegaskan, pihaknya telah mampu memberikan pukulan keras terhadap musuh Zionis selama perang yang berlangsung 22 hari.
Juru bicara Al-Qossam, Abu Ubaidah dalam konferensi persnya kemarin (19/1) menyebutkan, dalam perang selama 22 hari tersebut, para mujahidnya telah menembak mati 49 serdadu Zionis dan melukai ratusan lainya. Itu belum termasuk korban mati akibat tembakan roket dan tembakan sniper. Dengan demikian diperkirakan jumlah serdadu Zionis yang tewas oleh pasukan Al-Qassam di medan pertempuran, tak kurang dari 80 orang. Jumlah ini belum termasuk korban mati akibat gempuran roket ke wilayah permukiman di sejumlah kota dan distrik Israel. Al-Qassam menantang militer Israel mengumumkan kerugian sebenarnya yang terjadi di medan pertempuran.
Syuhada Al-Qossam
Pada saat bersamaan, Abu Ubaidah mengumumkan jumlah syuhada yang meninggal akibat gempuran roket Israel mencapai 1300 orang. Kebanyakan warga sipil yang terdiri dari anak-anak, wanita dan orang tua. Jumlah ini menunjukan bahwa perang ini tiada lain hanya pembunuhan warga sipil, sebagai realisasi dari Aqidah Talmud mereka.
Ia mengatakan, perlawanan yang belum pernah terjadi dalam sejarah. Padahal Israel telah mempersiapkan ini dalam beberapa bulan sebelumnya. Abu Ubaidah menjelaskan, siapa yang membenarkan perang Israel dan menyebarkan kedustaan bahwa perang ini merupakan serangan balasan atas perlawanan, maka ia telah bersekutu dengan Zionis dan ikut bertanggung jawab dalam perang ini.
Hasil Jihad
Al-Qassam menegaskan, walaupun Israel telah memuntahkan semua roketnya dan membunuh semua yang bergerak di atas bumi ini serta menggunakan ratusan ton bom untuk membunuh bangsa Palestina, namun al-Qassam masih sanggup melancarkan taktik perangnya dalam 23 hari terakhir.
Al-Qoassam telah meluncurkan 980 roket yang terdiri dari 240 roket qassam, 213 roket grad dan 422 roket ringan.
Dari jumlah tersebut, 47 tank Israel rontok dan 4 pesawat tempur mereka jatuh. Satu diantaranya pesawat pengintai tanpa awak.
Tawanan Perang
Juru bicara Al-Qassam ini kemudian menyebutkan, para mujahidnya telah melakukan dua operasi penculikan terhadap serdadu Israel. Pertama dilakukan di sebelah timur Tufah pada hari ketiga serangan dan berhasil menawan sejumlah serdadu Israel. Di sela operasi itu, masuklah pesawat tempur Israel dan menembaki pasukan perlawanan Al-Qassam hingga mujahid Al-qassam, Mahmud Raifi gugur syahid dan terbunuhnya satu serdadu Israel. Sementara yang lainnya dapat meninggalkan tempat dengan selamat, walau beberapa orang terluka.
Adapun operasi kedua, dilakukan pada tanggal 5 Januari di sebelah Timur Jabaliya. Para pejuang al-Qassam mampu menawan satu serdadu Israel dengan pengawalan ketat dan menahannya selama dua hari di salah satu gedung di medan pertempuran. Kemudian pasukan Zionis mengirimkan salah seorang warga sipil yang ditahannya sebagai tameng hidup untuk dijadikan barang tebusan dengan serdadu Zionis. Namun pasukan perlawanan menolaknya. Pasukan Zionis berang dan mengirimkan pesawat tempur F16 mereka untuk membombardir gedung itu. Dalam serangan ini, tiga pejuang perlawanan yang menawan serdadu tadi gugur syahid sementara serdadu Israel mati terbunuh. Ketiga pejuang tersebut masing-masing, Muhammad Farid Abdullah, Muhammad Abdullah Ubaid dan Iyad Hasan Ubaid.
Pasukan Roket Tidak Terpengaruh
Terkait dengan klaim Israel bahwa targetnya di Gaza telah tercapai, Abu Ubaidah mengatakan, target Zionis di Gaza tidak ada satupun yang tercapai kecuali pembantaian dan kejahatan perang mereka.
Kami di Al-Qassam menegaskan, pasukan roket kami dengan izin Allah tidak tersentuh. Kami melesatkan roket-roket ini di saat perang tanpa henti dan kami masih mampu untuk melesatkan roket-roket ini selanjutnya. Kami tegaskan, roket kami terus berkembang dan meningkat kemampuannya. Musuh Zionis akan mendapatkan kerugian baru dan menjadi target serangan kami di masa yang akan datang. Kamipun melesatkan roket ini dengan perencanaan di saat perang. Seperti kami katakan di awal. Israel telah memulai perang. Namun mereka tidak mampu menghentikanya. Kamilah yang menentukanya.
Sejak awal mereka mengatakan, perang akan berlangsung sebentar. Tetapi kemudian mereka menggelar tahap kedua dan ketiga. Kerugian kami akibat perang ini sedikit sekali. Kami sudah memperbaikinya sebelum perang berakhir. Demikian juga dengan klaim Zionis yang mengatakan, telah menawan pasukan perlawanan. Ini adalah pernyataan dusta. Tidak ada satupun anggota perlawanan yang tertawan oleh mereka. Walaupun mereka menawan itupun hanya warga sipil biasa.
Persenjataan Akan Berlanjut
Juru bicara Al-Qassamm, Abu Ubaidah menegaskan, tujuan perang Zionis tertuju pada penghentian penyelundupan senjata melalui perbatasan. Dan ia minta dukungan internasional untuk menghentikanya. Kami katakan, kalau benar, kapankah penyelundupan senjata melalui jalur resmi perlintasan. Apakah mereka mengizinkannya ? tentu tidak. Tetapi yang penting kami tahu bagaiman senjata itu dibuat dan darimana senjata itu masuk Gaza.
Yang perlu kami katakan di sini adalah, senjata perlawanan tidak masuk dengan jalan diselundupkan. Sejak awal kami menginginkan senjata itu masuk secara resmi. Namun semua Negara menolak perlawanan rakyat Palestina. Oleh karena menjadi hak kami untuk memasukannya dengan cara yang kami bisa. Tekanan untuk melarang masuknya senjata bukanlah perkara baru. Sejak dahulu mereka melarang masuknya senjata perlawanan. Tidak ada satupun yang dapat menghalangi kami untuk melawan penjajahan. (Hanin Mazaya/infopalestina/arrahmah.com)