(Arrahmah.com) – Menurut Pers Perancis, Bentis Cradock, Komandan NATO mengatakan bahwa Negara-negara Eropa akan dengan susah payah bertahan pada permintaan Obama untuk memelihara kehadiran militer di Afghanistan.
Ia mengatakan, kini, Negara-negara Eropa tengah bergulat dalam krisis ekonomi yang sangat besar dan tidak mampu dibebani satu beban ekstra untuk pembelanjaan militer di Afghanistan. Menurut B. Cradock, Belanda dan Kanada, Negara-negara yang mengirimkan pasukannya ke Afghanistan, hanya mampu mempertahankan pasukannya di Afghanistan dalam masa satu tahun ke depan. Setelah itu, mereka akan meninggalkan Afghanistan.
Ia melanjutkan, hanya enam dari tiga puluh enam Negara anggota NATO, yang merespon positif ajakan Obama untuk memperbesar jumlah pasukan di Afghanistan. Sisanya berencana menghentikan misi mereka di Afghanistan, terkait dengan masalah ekonomi.
Seorang pemikir AS, politikus, mengeluarkan analisanya dalam sebuah surat kabar yang mengatakan, “Jika Obama berniat mengirimkan pasukan dari Irak ke Afghanistan, ia berpikir akan membatasi pembelanjaan militer di Irak dan akan melanjutkan perang ke Afghanistan, dia dapat melakukan hal tersebut, namun dia berada dalam kekeliruan.
Politikus tersebut yakin, bahwa kini Taliban tengah meningkatkan serangannya memberantas pasukan asing di Afghanistan dan mereka memenangkan setiap pertempuran yang meletus. Jika AS mengirimkan lebih banyak lagi pasukannya ke Afghanistan, ini berarti AS berniat untuk melakukan pendudukan di Afghanistan untuk periode yang lebih panjang lagi.
Hal ini akan menambahk kekuatan Taliban dan kita telah mengetahui dari sejarah bahwa penduduk suku Afghanistan mendukung Taliban dan melakukan perlawanan terhadap pasukan asing. Imperium Obama akan hancur seperti yang lainnya di Afghanistan.
Pengamat yakin, bahwa AS dan aliansinya termasuk NATO dengan segala taktik dan kebrutalannya dapat bertahan selama tujuh tahun ini. Namun bagaimanapun, mereka tidak akan mampu membawa Afghanistan untuk menghapuskan atau melemahkan usaha-usaha dari kelompok pergerakan Islam.
Jadi, mustahil mereka akan mendapatkan kesuksesan untuk mengendalikan Afghanistan, mengingat ketidakpercayaan terhadap AS dan aliansinya dan pada faktanya banyak di antara mereka tidak ingin terlibat lagi di Afghanistan. Mereka sedang berusaha meninggalkan negeri tersebut, sehingga AS harus berusaha sangat keras untuk menghadapi kelompok pejuang di Afghanistan untuk mendapatkan kesuksesan.
Pengiriman lebih dari 30.000 pasukan ke Afghanistan yang direncanakan AS mungkin adalah satu tipu daya AS karena Negara-negara anggota NATO lain belum mengiyakan untuka mengirimkan 10.000 pasukannya untuk tahun 2009 ini. Untuk menutupi kegagalannya, AS melakukan propaganda di media dengan mengatakan akan mengirimkan lebih dari 30.000 pasukan ke Afghanistan. Entah, pasukan dari mana yang AS maksud. (Hanin Mazaya/arrahmah.com)