Mohammed Al-Khaledy, Seorang dokter dari Yordania, tidak pernah merasakan frustasi seperti saat ini.
Ia melakukan perjalanan jauh untuk menolong penduduk Gaza yang mengalami luka-luka, terjadi banyak penderitaan akibat invasi Israel yang membabi buta sejak 14 hari silam.
“Otoritas Mesir menghentikan aku,” ujar seorang dokter yang mendapat halangan masuk ke jalur Gaza melalui perbatasan Mesir seperti yang dilansir Islamonline.
“Tolong, biarkan aku, Aku seorang dokter. Aku ingin memasuki Gaza sebagai rasa tanggungjawabku,” ujar Khaledy mengatakan kepada seluruh otoritas Mesir di perbatasan.
Dia tidak sendiri.
Ratusan dokter dari seluruh dunia termasuk Malaysia, Indonesia, Turki dan lainnya mendapatkan perlakuan serupa di perbatasan selama beberapa hari.
Seperti Al-Khaledy, mereka menunggu ijin untuk bisa masuk ke wilayah yang kini tengah di bombardir Israel. Penduduk Gaza membutuhkan bantuan dokter untuk merawat luka-luka mereka.
Lebih dari 800 penduduk Gaza telah gugur akibat kebiadaban Israel dan lebih dari 3.125 mengalami luka-luka sejak bombardir yang dilancarkan Israel 27 Desember lalu.
Khaledy dan rekan-rekannya sedang menunggu kepastian, padahal mereka hanya berjarak beberapa meter dari wilayah yang ingin mereka bantu.
“Situasi di Gaza sangat menakutkan.”
Muhammad Yusuf, Psikiater dari Mesir tidak dapat memasuki Gaza, padahal ia berharap dirinya dapat memberikan bantuan apapun yang dapat ia lakukan untuk penduduk Gaza.
“Banyak penduduk Gaza yang mengalami gangguan psikis,” ujarnya.
Menteri Kesehatan di Gaza telah mengusahakan orang-orang yang ahli di bidangnya untuk menolong penduduk Gaza.
Tetapi akses untuk obat-obatan dan tim medis sangat susah menembus wilayah Gaza. Mereka terhalang di perbatasan.
“Para dokter hanya dapat melihat kekejaman Israel, tanpa bisa melakukan apapun.”
“Kami tidak dapat masuk ke Gaza,” ungkapnya. (Hanin Mazaya/arrahmah.com)