Abu Khaled tidak mempercayai apa yang ia dengar, ketika derap rangkaian serangan udara Israel sangat dekat terdengar ditelinganya.
Dengan pasrah dicampur kepanikan, Abu Khaled, seorang ayah, melingkarkan tangannya memberi perlindungan untuk ketiga anaknya yang mengalami luka-luka dan tengah terbaring lemas di Rumah Sakit Al-Shifa, Gaza.
“Aku seperti membatu,” ungkap Khaled mengingat mimpi buruknya semalam.
Pesawat tempur Israel terbang rendah, memutar-mutar di atas RS. Al-Shifa, rumah sakit terbesar di Gaza yang kini menampug ratusan penduduk gaza yang mengalami luka-luka akibat serangan biadab yang dilakukan tentara zionis Israel, laknatullah.
Abu Khaled mencoba menenangkan anak-anaknya yang ketakutan melihatkilatan-kilatan cahaya dari pesawat milik Israel tersebut.
“Kami tidak bisa tidur semalam.”
Militer Israel dengan nada tidak bersalah mengatakan, sejumlah pemimpin Hamas sedang bersembunyi di dalam rumah sakit.
Banyak orang yang mengecam pernyataan Israel dan mereka menuduh Israel hanya membuat-buat alasan palsu untuk bisa menghancurkan rumah sakit tersebut setelah sebelumnya banyak bangunan, rumah dan masjid yang dibombardir dengan membabi buta.
“Rumah sakit ini bukan sebuah barak militer ataupun markas besar pejuang-pejuang Palestina,” ungkap Basem Na’eem, Menteri Kesehatan Palestina.
“Al-Shifa adalah satu-satunya rujukan dan harapan ribuan korban pembantaian liar Israel.”
Israel telah membuat alasan-alasan palsu untuk membom sekolah-sekolah, mesjid-mesjid dan rumah-rumah penduduk selama operasi biadabnya yang telah membunuh ratusan penduduk Gaza.
Kegilaan
Seperti Abu Khaled, Om-Said tidak percaya saat ia diberitahu bahwa rumah sakit di mana anaknya sedang dirawat akibat serangan Israel tersebut, menjadi target berikutnya.
“Ini tidak bisa dibenarkan! Bahkan rumah sakit juga?” ujar Om-Said dengan penuh amarah.
“Suami ku mendengar hal tersebut dari radio.”
“Disamping mereka tidak menghormati rumah Tuhan (Mesjid) mengapa rumah sakit pun tidak lagi aman?”
“Israel benar-benar sudah gila, tidak cukupkah darah anak-anak kami mereka minum?”
Seperti dokter-dokter lain, Raed Harara mencoba menenangkan pasiennya di rumah sakit tersebut.
“Mereka telah menghantam sekolah-sekolah dan mesjid-mesjid, jadi mungkin saja bagi mereka menghantam rumah sakit ini,” ujarnya.
Al-Shifa bukan satu-satunya rumah sakit yang terancam, Al-Wafaa pun mendapat ancaman serupa. Rumah sakit tersebut telah mendapat peringatan dari militer Israel biadab, untuk mengevakuasikan pasiennya sebelum Israel menghantam rumah sakit tersebut. (Hanin Mazaya/arrahmah.com)