Dunia Islam kembali menyaksikan pembantaian yang diduga akan memakan lebih banyak korban kaum Muslimin. Dalam satu hari kemarin (9/1) tak kurang 20 orang sipil meninggal dunia di Selatan Somalia. Sebuah serangan udara secara tiba-tiba dilakukan pesawat tempur AS dan menghancurkan sejumlah lokasi yang diduga sebagai lokasi persembunyian Al-Qaidah. Serangan itu dikecam secara internasional, termasuk oleh PBB dan Uni Eropa. Tapi AS berdalih, serangan itu penting dilakukan guna menahan arus aksi militer di benua Afrika.
Seorang pemimpin local di Somalia mengatakan, sejumlah pesawat tempur AS telah membunuh sekitar 22 hingga 27 orang sipil yang berada di selatan Somalia dalam serangan yang dilakukan pada hari Selasa (9/1). Pemimpin local yang menolak disingkap identitasnya itu mengatakan kepada Reuters via telepon,”Pesawat tempur AS melakukan serangan pembantaian pagi ini. Saya yakin pesawat itu menyaksikan serangkaian gerobak yang ditarik keledai saat ia melewati wilayah itu, lalu mereka berasumsi bahwa di sanalah kelompok Islamis melarikan diri….”
Kalangan Islamis adalah kelompok bersenjata Mahkamah Islam yang mendapat dukungan dari masyarakat Somalia beberapa waktu lalu. Namun mereka terpaksa menghindar dari Mogadishu setelah pemerintah transisi Somalia didukung pasukan Ethiopia datang dan memerangi mereka. Mereka lalu pergi ke hutan-hutan untuk menghindari pertumpahan darah dan korban yang lebih banyak.
Menurut tokoh desa tadi, kelompok Islamis yang beberapa waktu sebelumnya meninggalkan Mogadishu, tidak ada sama sekali di lokasi tersebut. Mereka justeru masih berada sekitar 240 km lagi dari wilayah itu ke arah selatan, di ujung selatan Somalia. “Orang-orang tidak tahu menahu kenapa tiba-tiba pasukan udara AS itu membombardir mereka yang berada di kebun. Kaum Islamis tidak di sini, mereka masih bermil mil jauhnya dari sini,” ujarnya. Ia menjelaskan justeru yang ada di lokasi itu adalah penduduk local yang mengungsi dari Somalia namun mereka tidak mampu mencapai perbatasan Kenya yang memang ditutup oleh pemerintah Kenya.
Serangan ini merupakan serangan udara kedua yang dilakukan pesawat tempur AS. Sehari sebelumnya, hari Senin (8/1), pesawat AS sudah membombardir sejumlah lokasi di kampung Hayou hingga menewaskan sejumlah orang yang dituding secara liar bahwa mereka adalah anggota Al-Qaidah. Hampir dapat dipastikan kritik dan kecaman dunia terhadap aksi AS inipun hanya sebatas kritik dan kecaman belaka. (na-str/iol)