Pasukan udara Amerika Serikat (AS) melancarkan dua serangan ke Somalia hingga menewaskan sejumlah besar orang Senin lalu. Aksi militer pertama AS sejak 1990-an ke Afrika Timur itu mendapatkan dukungan penuh dari pemerintah Somalia. Target utama dua serangan tersebut adalah tersangka pengeboman dua Kedubes AS di Afrika Timur pada 1998.
Sasaran serangan udara ini sebelumnya telah terdeteksi oleh pengintaian udara. Pesawat AC-130 ini merupakan pesawat transportasi jenis Hercules C-130 yang dilengkapi dengan persenjataan dan didesain untuk mendukung serangan dari udara. Pesawat ini pernah digunakan AS di Vietnam, Afghanistan, dan Iraq.
Pesawat berbadan besar ini dilengkapi dengan alat sensor elektronik yang dapat menentukan sasaran, kemudian menembakkan roket dari meriamnya secara otomatis. Selain senjata meriam,AC- 130 juga dilengkapi dengan senapan mesin yang dapat menembakkan ribuan peluru per detik.
Tidak cukup menyerang menggunakan pesawat AC-130, AS kembali melancarkan serangan udara di dekat lokasi serangan pertama menggunakan helikopter, kemarin. Serangan yang dilancarkan dua helikopter itu bertujuan menghancurkan fasilitas komando dan kontrol milik kelompok pejuang Islam.
Pejabat Somalia menyatakan, serangan udara ini dilancarkan setelah terjadi kegagalan negosiasi dengan kelompok Suku Ayr yang diyakini melindungi pasukan UIC, kelompok Muslim.
Kelompok Ayr dituduh AS memiliki informasi di mana letak persembunyian tokoh senior Al- Qaidah yang sedang dicari AS. Tuduhan seperti ini kerap dilakukan AS untuk menyerang Negara lain.
Pasukan AS mengalami kekalahan besar dalam Operasi Pemulihan Harapan untuk menstabilkan keamanan di salah satu kota paling berbahaya di dunia ini.Kekalahan besar AS di sini kemudian diabadikan dalam film Black Hawk Down.
Namun sejak tahun lalu, Washington secara diam-diam mendukung pemimpin perang Somalia untuk bertempur melawan UIC. UIC tentu menyangkal keterkaitan kelompok ini terhadap Al-Qaidah. UIC menuding ini hanya alasan yang dibuat-buat untuk membenarkan intervensi asing di Somalia. Intinya, Amerika tak ingin Islam menang di Negara ini.
Sejumlah kalangan khawatir, serangan udara tersebut akan semakin mengobarkan sentimen anti-AS di Somalia. Di sisi lain, pemerintah Somalia mendukung penuh serangan itu. “AS berhak membombardir para tersangka teror yang menyerang Kedubes mereka di Kenya dan Tanzania,” papar Presiden sementara Somalia Abdullahi Yusuf di hadapan wartawan. Pernyataan senada diungkapkan Wakil PM Hussein Aideed kepada The Associated Press.
Yusuf menambahkan, serangan udara pasukan AS itu merupakan langkah yang tepat. “Mereka yang bertanggung jawab atas serangan terhadap Kedubes AS di Kenya dan Tanzania memang berada di sana. Karena itu, serangan tersebut merupakan tindakan benar dan dilancarkan pada waktu yang tepat. Itu merupakan bagian dari operasi perburuan AS terhadap teroris Al Qaidah di seluruh dunia,” urainya.
Senin lalu, pasukan AS juga menyerang kawasan timur Kota Afmadow. Menurut saksi mata, sedikitnya empat warga sipil dan seorang bocah laki-laki tewas. “Tentu saja, banyak korban yang tewas. Sejumlah besar mayat tergeletak di lokasi serangan, tanpa diketahui identitasnya secara pasti. Tapi, aksi militer itu sukses,” kata Jubir Pemerintah Abdirahman Dinari. Menurut dia, sebagian besar korban yang tewas adalah pejuang Islam Islam. [cha, berbagai sumber/arrahmah/hid.com]