Brown yang menjadi calon pengganti Blair di puncuk pemerintahan Inggris Raya mengecam eksekusi atas Saddam sebagai kejadian yang patut disesalkan dan seharusnya ‘membuat malu pemerintah Iraq.’
Menghadiri wawancara dalam program One Sunday yang ditayangkan BBC, Ahad (7/1), Brown menyesalkan sikap keras PM Iraq Nouri al-Maliki yang menegaskan bahwa eksekusi Saddam adalah urusan dalam negeri Iraq serta mengancam akan merevisi kerjasama dengan negara-negara yang mengritik pemerintah Baghdad.
“Sekarang kita semua tahu gambaran sepenuhnya mengenai apa yang terjadi selama proses eksekusi Saddam. Tentu saja, kejadian itu seharusnya memancing keprihatinan dan rasa malu pemerintah Iraq,” tegas Brown.
“Eksekusi itu tidak berpengaruh apa pun untuk meredakan ketegangan antara kelompok Syiah dan Sunni di negara itu,” tambahnya.
Brown yang tidak mendapatkan saingan berat untuk menduduki kursi PM Inggris awal 2008 nanti, sudah mengambil langkah berani seperti menemui pasukan Inggris yang bergabung dalam pasukan koalisi di Baghdad belum lama ini. Brown juga satu-satunya pejabat parlemen yang menyuarakan dukungannya atas rencana menarik pasukan Inggris dari Iraq, meski Blair sendiri belum menyatakan sikapnya.
Meski langkah awalnya itu dianggap sebagai ‘pemanasan’ sebelum resmi memimpin Inggris, Brown diperkiraqan akan mengambil langkah pragmatis dalam perang Iraq yaitu mengurangi jumlah pasukan Inggris.
Posisi Brown juga semakin kuat ketika di saat bersamaan Blair dan para anggota Partai Buruh digoyang skandal penjualan kursi badan kehormatan parlemen kepada para pengusaha untuk mendapatkan dana kampanye. [telegraph/sy/cha]