DAMASKUS (Arrahmah.id) – Presiden Suriah Ahmad Al Syaraa pada Senin (7/4/2025) menunjuk Abdul Qadir Al-Hasriya sebagai gubernur bank sentral negara tersebut, media pemerintah melaporkan.
Kantor berita pemerintah SANA memposting gambar Hasriya mengambil sumpah sebagai kepala bank sentral yang baru di depan Asy Syaraa, yang pada Senin memimpin rapat kabinet pertama untuk “membahas prioritas pemerintah untuk tahap berikutnya.”
Syaraa mengumumkan pembentukan pemerintahan baru pada 29 Maret.
Mata uang nasional Suriah dianggap sebagai tantangan utama untuk jabatan bank sentral, setelah nilainya anjlok selama 13 tahun perang.
Hasriya mengambil alih jabatan dari Maysa Sabreen, yang ditunjuk sebagai gubernur sementara pada akhir Desember, setelah serangan yang dipimpin oleh kelompok Islamis menggulingkan Bashar Assad, lansir AFP.
Sabreen, seorang ahli perbankan, adalah wanita pertama yang memimpin lembaga keuangan tersebut, setelah menjabat sebagai deputi gubernur pertama sejak 2018.
Hasriya lahir pada 1961 dan sebelumnya tinggal di Uni Emirat Arab dan Suriah.
Ia menempuh pendidikan di American University of Beirut sebelum menyelesaikan gelar PhD di bidang keuangan di University of Durham, Inggris.
Sebelumnya, ia bekerja di firma akuntansi EY, yang sebelumnya dikenal sebagai Ernst & Young, dan Arthur Andersen, serta menjadi anggota komite keuangan Federasi Internasional Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah di Jenewa.
Ia adalah seorang konsultan reformasi bank sentral Suriah yang bekerja sama dengan Program Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Pound Suriah telah kehilangan sekitar 90 persen nilainya sejak dimulainya perang pada 2011, merosot dari 50 pound menjadi sekitar 10.000-12.000 terhadap dolar AS. (haninmazaya/arrahmah.id)