RIYADH (Arrahmah.id) — Pertemuan antara Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan Presiden Suriah Ahmad Asy Syaraa diperkirakan akan segera berlangsung di ibu kota Arab Saudi, Riyadh.
Dilansir Middle East Monitor (4/5/2025), pertemuan tersebut dilaporkan diatur di bawah mediasi Arab Saudi dan dijadwalkan bertepatan dengan kunjungan Trump yang diantisipasi ke Arab Saudi pada pertengahan Mei.
Menurut laporan Maariv, seorang rekan dekat Putra Mahkota Saudi Mohammed Bin Salman telah memainkan peran penting dalam memfasilitasi pengaturan logistik untuk pembicaraan yang akan datang.
Perkembangan ini mencerminkan perubahan penting dalam posisi Washington terhadap Suriah setelah Asy Syaraa mengambil alih kekuasaan.
Sejak dia menjadi presiden, hubungan antara Amerika Serikat dan Suriah secara bertahap membaik setelah bertahun-tahun mengalami ketegangan diplomatik.
Kontak resmi pertama antara Washington dan pemerintahan baru Suriah terjadi pada Desember 2024, ketika para ajudan Menteri Luar Negeri AS mengadakan pembicaraan dengan Asy Syaraa di Damaskus.
Sejak saat itu, AS telah mengambil serangkaian langkah untuk menormalisasi hubungan dengan Suriah.
Yang paling menonjol, pada bulan Januari, Departemen Keuangan AS mengumumkan pencabutan sebagian sanksi ekonomi terhadap Suriah selama enam bulan.
Langkah ini bertujuan memungkinkan pemerintah Suriah memberikan layanan publik dasar kepada warganya.
Asy Syaraa mengirim pesan ucapan selamat kepada Trump ketika dia menjabat, dengan harapan “mencapai perdamaian di Timur Tengah” dan mengembangkan hubungan bilateral antara kedua negara.
Sumber-sumber mengonfirmasi Amerika Serikat telah mengajukan persyaratan untuk pemulihan penuh hubungan dengan Damaskus.
Persyaratan tersebut meliputi pembentukan pemerintah Suriah yang inklusif yang mewakili semua lapisan masyarakat Suriah, serta mengurangi kekuasaan kepresidenan. (hanoum/arrahmah.id)