MOGADISHU (Arrahmah.id) — Badan intelijen Somalia mengumumkan pada hari Sabtu (5/4/2025) bahwa lebih dari 80 militan, termasuk anggota senior asy Syabaab, telah tewas selama operasi selama sepekan.
Operasi terhadap kelompok asy Syabaab berlangsung di wilayah Shabelle bawah dan tengah, kata Badan Intelijen dan Keamanan Nasional (NISA) dalam sebuah pernyataan.
“Badan Intelijen dan Keamanan Nasional, bekerja sama dengan Tentara Nasional Somalia, melakukan 6 operasi di wilayah Shabelle Tengah dan Bawah, menewaskan lebih dari 80 Khawarij, termasuk para pemimpin dan milisi,” dikutip dari Anadolu Agency (5/4).
Dikatakan bahwa operasi tersebut telah menghasilkan kekalahan besar bagi “Khawarij,” yang menunjukkan “keberhasilan yang dicapai dalam menghilangkan sisa-sisa terorisme.”
Pemerintah Somalia menyebut kelompok asy Syabaab sebagai “Khawarij.”
Sementara itu, Kementerian Pertahanan Somalia, yang menandai kepergian menteri yang paling lama menjabat, Abdulkadir Mohamed Nur, mengatakan di bawah kepemimpinannya, lebih dari 5.000 asy Syabaab tewas dalam “salah satu kampanye kontraterorisme paling menentukan dalam sejarah Somalia.”
Kementerian tersebut mengatakan dalam pernyataan terpisah bahwa operasi tersebut tidak hanya melumpuhkan para pejuang tetapi juga tulang punggung keuangan dan logistik kelompok teror tersebut, “menandai titik balik dalam perang melawan asy Syabaab.”
Nur tetap memimpin kementerian tersebut sejak akhir tahun 2021.
Somalia telah dilanda ketidakamanan selama bertahun-tahun, dengan ancaman utama yang berasal dari kelompok asy Syabaab dan Islamic State (ISIS).
Asy Syabaab telah memerangi pemerintah Somalia selama lebih dari 16 tahun, dan sering kali menargetkan pejabat pemerintah dan personel militer. (hanoum/arrahmah.id)